JAKARTA. Anak usaha Sinarmas Land Ltd yang bergerak di bisnis kawasan industri, PT Puradelta Lestari dikabarkan akan melepas saham baru ke publik melalui Initial Public Offering/IPO. Sumber KONTAN yang mengetahui transaksi ini mengatakan, nilai IPO mencapai US$ 300 juta. Perseroan dikabarkan akan menggunakan buku Desember 2014 sebagai dasar valuasi. Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, prospek emiten properti dan kawasan industri masih akan menarik tahun ini. Emiten kawasan industri akan banyak mendapat dorongan dari derasnya investasi asing yang masuk ke Indonesia. "Jika IPO ini dilakukan dalam waktu dekat pasti akan menarik karena ada dorongan yang bagus juga dari pasar," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/3). Sebenarnya Puradelta sudah berencana IPO semenjak dua tahun lalu. Saat itu Puradelta merencanakan untuk melepas sebanyak-banyaknya 10,84 miliar saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran sempat dipatok Rp 205-Rp 255 per saham. Sehingga target dana yang diharapkan kala itu mencapai Rp 2,22 triliun hingga Rp 2,77 triliun. Namun, rencana IPO tersebut mundur lantaran kondisi pasar yang tak menentu.
Puradelta siap IPO senilai US$ 300 Juta
JAKARTA. Anak usaha Sinarmas Land Ltd yang bergerak di bisnis kawasan industri, PT Puradelta Lestari dikabarkan akan melepas saham baru ke publik melalui Initial Public Offering/IPO. Sumber KONTAN yang mengetahui transaksi ini mengatakan, nilai IPO mencapai US$ 300 juta. Perseroan dikabarkan akan menggunakan buku Desember 2014 sebagai dasar valuasi. Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, prospek emiten properti dan kawasan industri masih akan menarik tahun ini. Emiten kawasan industri akan banyak mendapat dorongan dari derasnya investasi asing yang masuk ke Indonesia. "Jika IPO ini dilakukan dalam waktu dekat pasti akan menarik karena ada dorongan yang bagus juga dari pasar," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/3). Sebenarnya Puradelta sudah berencana IPO semenjak dua tahun lalu. Saat itu Puradelta merencanakan untuk melepas sebanyak-banyaknya 10,84 miliar saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran sempat dipatok Rp 205-Rp 255 per saham. Sehingga target dana yang diharapkan kala itu mencapai Rp 2,22 triliun hingga Rp 2,77 triliun. Namun, rencana IPO tersebut mundur lantaran kondisi pasar yang tak menentu.