Purantara Akan Pasok Katering Mandala



JAKARTA. Peluang bisnis katering untuk penerbangan masih terbuka lebar. Kebutuhannya terus meningkat, tapi pemainnya masih sedikit.

Salah satu pemain besar di bisnis ini adalah PT Purantara Mitra Angkasa Dua (Purantara). Saat ini, Purantara melayani enam maskapai. Empat di antaranya adalah maskapai internasional seperti Yemenia Airways, Etihad Airways, Gulf Air, dan Kuwait Airways. Dua lainnya maskapai domestik yaitu AirFast, dan Mandala Airlines. Kemarin, Purantara dan Mandala meneken nota kerjasama penyediaan katering.

Sebagai perusahaan katering penerbangan (in flight catering), ada standar keselamatan internasional yang mesti diikuti. "Kualitasnya harus sesuai dengan Hazard Analysis Critical Control Point (HACPP) untuk mengontrol keamanan, ISO 9002, dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)," kata A. Sumardi, Direktur Utama Purantara, kemarin.


Begitu ketatnya kontrol kualitas, sampai-sampai Purantara berani menyediakan dana asuransi US$ 150 juta. Ini adalah dana pertanggungan bagi penumpang yang mengalami keracunan akibat menyantap makanan dan minuman olahannya.

Untuk jenis makanan dan minuman tergantung pesanan perusahaan maskapai. "Bisa setiap tiga bulan sekali atau enam bulan sekali," kata Sumardi. Saat ini, Purantara menyediakan 60% porsi makanan besar (hot meal) dan 40% porsi snack.

Target produksi perusahaan yang berdiri sejak 2003 ini mencapai 9.000 porsi makanan dalam sehari. "Saat ini, Purantara baru memenuhi pesanan 4.500 porsi," kata Sumardi. Menjelang mudik ini, diperkirakan ada peningkatan pesanan dari maskapai domestik hingga 10%.

Dengan modal awal sebesar Rp 40 miliar, Sumardi bilang, pertumbuhan bisnis Purantara selama empat tahun terakhir cukup memuaskan. "Omzet kami sehari bisa mencapai Rp 200 juta," katanya.

Meski bakal ada peningkatan pesanan dari penerbangan domestik, Sumardi menyatakan tidak demikian halnya dengan permintaan dari maskapai penerbangan internasional. Maklum, sebagian klien Purantara adalah maskapai yang punya rute ke Timur Tengah.

Pada beberapa bulan ini, arus penerbangan ke sana akan stagnan. "Kenaikannya hampir tak ada karena porsi makanan yang dipesan sesuai jumlah penumpang, kecuali maskapai penerbangan tersebut menambah penerbangan" ujar Sumardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test