JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menjelaskan terpilihnya Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dan Omar S. Anwar sebagai Wakil Direktur Utama karena pemerintah menginginkan BUMN perminyakan tersebut seperti PT PLN (Persero). "Kita juga belajar dari PLN. Karena PLN ini pimpinannya mengerti teknis dan Wakil Dirut nya mengerti manajemen," kata Purnomo, Kamis (5/2). Purnomo menegaskan, terpilihnya Karen dan Omar sebagai duo pimpinan Pertamina tidak mengikutsertakan kepentingan politis di dalamnya. "Dari departemen ini tidak melihat unsur politis, tetapi keperluan teknis. Penguasaan teknis perlu untuk keperluan bisnis hilir Pertamina karena memberi kontribusi besar terhadap penerimaan Pertamina," tambahnya. Purnomo berpesan, Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama Pertamina yang baru harus menempatkan masalah distribusi sebagai isu utama yang harus diperhatikan. Karena tergusurnya Ari Hernanto Soemarno juga tidak lepas dari kegagalan menjaga kepastian distribusi BBM. Diluar keduanya, pemerintah juga menunjuk sejumlah komisaris baru, yaitu Humayun Bouse, Gita Wirjawan, dan Sonny Sumarsono. Untuk catatan, Karen bukanlah "anak kemarin sore" dalam industri migas di tanah air. Ia sudah malang-melintang selama 23 tahun di dunia migas. Sebelumnya, Karen menjabat sebagai Direktur Hulu Pertamina. Karen menjadi perempuan pertama yang menduduki kursi empuk di Pertamina. Untuk catatan, sejak pertama kali didirikan pada 1957, perusahaan migas pelat merah ini selalu dipimpin oleh seorang pria. Sebut saja Soegijanto (1996-1998), Martiono Hadianto (1998-2000), Baihaki Hakim (2000-2003), Ariffi Nawawi (2003-2004), Widya Purnama (2004-2006), dan Ari Hernanto Soemarno (2006-2009). Dengan Karen yang menduduki kursi Dirut Pertamina, lantas siapa pengganti Karen? Menneg BUMN Sofyan Djalil, menegaskan, untuk sementara, wanita kelahiran Bandung 19 Oktobner 1958 ini akan merangkap jabatan dengan posisinya yang terdahulu.
Purnomo: Terpilihnya Dirut Pertamina Mencontoh PLN
JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menjelaskan terpilihnya Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dan Omar S. Anwar sebagai Wakil Direktur Utama karena pemerintah menginginkan BUMN perminyakan tersebut seperti PT PLN (Persero). "Kita juga belajar dari PLN. Karena PLN ini pimpinannya mengerti teknis dan Wakil Dirut nya mengerti manajemen," kata Purnomo, Kamis (5/2). Purnomo menegaskan, terpilihnya Karen dan Omar sebagai duo pimpinan Pertamina tidak mengikutsertakan kepentingan politis di dalamnya. "Dari departemen ini tidak melihat unsur politis, tetapi keperluan teknis. Penguasaan teknis perlu untuk keperluan bisnis hilir Pertamina karena memberi kontribusi besar terhadap penerimaan Pertamina," tambahnya. Purnomo berpesan, Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama Pertamina yang baru harus menempatkan masalah distribusi sebagai isu utama yang harus diperhatikan. Karena tergusurnya Ari Hernanto Soemarno juga tidak lepas dari kegagalan menjaga kepastian distribusi BBM. Diluar keduanya, pemerintah juga menunjuk sejumlah komisaris baru, yaitu Humayun Bouse, Gita Wirjawan, dan Sonny Sumarsono. Untuk catatan, Karen bukanlah "anak kemarin sore" dalam industri migas di tanah air. Ia sudah malang-melintang selama 23 tahun di dunia migas. Sebelumnya, Karen menjabat sebagai Direktur Hulu Pertamina. Karen menjadi perempuan pertama yang menduduki kursi empuk di Pertamina. Untuk catatan, sejak pertama kali didirikan pada 1957, perusahaan migas pelat merah ini selalu dipimpin oleh seorang pria. Sebut saja Soegijanto (1996-1998), Martiono Hadianto (1998-2000), Baihaki Hakim (2000-2003), Ariffi Nawawi (2003-2004), Widya Purnama (2004-2006), dan Ari Hernanto Soemarno (2006-2009). Dengan Karen yang menduduki kursi Dirut Pertamina, lantas siapa pengganti Karen? Menneg BUMN Sofyan Djalil, menegaskan, untuk sementara, wanita kelahiran Bandung 19 Oktobner 1958 ini akan merangkap jabatan dengan posisinya yang terdahulu.