Pusat bisnis ayam potong orang Lamongan (1)



Meski di Indonesia, konsumsi daging ayam potong lebih rendah dibanding negara lain di kawasan Asia Tenggara, produksi ayam potong selalu mengalami pertumbuhan.Tingginya produksi ayam potong tentu membutuhkan banyak tempat pemotongan.

Maka, tak heran hampir di tiap daerah, terdapat tempat pemotongan ayam. Tak terkecuali di Kota Tangerang, Banten. Salah satu yang cukup besar adalah adalah sentra pemotongan daging ayam di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Tanah Tinggi, Kota Tangerang.

Lokasinya persis di seberang Pasar Induk Tangerang. Hampir seluruh warga di kelurahan ini menggeluti usaha pemotongan ayam. Menurut Rusmin Selamet, salah satu pengusaha ayam potong, kawasan ini mulai berkembang menjadi pusat pemotongan ayam sejak tahun 1970-an.


Awalnya, ada beberapa orang dari Lamongan, Jawa Timur merantau ke Kota Tangerang dan berbisnis ayam potong di daerah ini. Karena banyak yang sukses, mereka lalu membawa sanak saudaranya untuk ikut terjun di bisnis ayam potong.

"Biasanya di antara kami yang merantau bila sudah sukses akan pulang kampung ke Lamongan mengajak saudara untuk ikut bisnis ayam potong dan berjualan soto ayam Lamongan," ujar Rusmin.

Ada sekitar 120 kepala keluarga (KK) yang berprofesi sebagai pemotong ayam di lokasi ini. Di setiap rumah ada kandang-kandang ayam lengkap dengan mesin pencabut bulu dan peralatan potong lainnya.

Saat KONTAN mengunjungi tempat ini, suasana kebetulan sedang sepi. Saat itu hampir semua ayam potong sudah didistribusikan ke pasar-pasar tradisional di sekitar Kota Tangerang.

Biasanya, kata Rusmin, pasokan ayam hidup datang sekitar pukul 17.00 wib-19.00 wib. Saat itulah, para pemotong ayam sibuk bekerja, mulai dari memotong sampai membersihkan bulu ayam. Sekitar pukul 02.00 wib, ayam-ayam tersebut siap dijual ke pasar-pasar.

Selain dijual ke pasar-pasar, banyak juga konsumen membeli langsung ayam potong di tempat ini. Dengan membeli langsung di lokasi pemotongan, mereka mendapat harga beli lebih murah.

Kebanyakan konsumen yang membeli langsung di lokasi adalah pengusaha katering. "Kalau pembeli perorangan yang datang ke lokasi itu untuk acara tertentu., seperti saat momen tahun baru," jelas Rusmin.

Dalam sehari, Rusmin bisa memotong sekitar 100 ekor-300 ekor ayam, dengan keuntungan bersih berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta. Ada pun Susanto, pengusaha ayam potong lainnya biasa memotong 150 ekor ayam per hari.

Ayam tersebut ia didistribusikan kepada langganannya di sekitar Tangerang Selatan, dengan keuntungan bersih mencapai Rp 1 juta per hari. Selain pemain lama seperti Rusmin dan Susanto, sentra ini juga masih kedatangan pemain baru.

Salah satunya adalah Yanto yang baru bergabung sekitar tahun 2010 lalu. Yanto kini berpenghasilan sebesar Rp 10 juta per bulan dari pemotongan dan penjualan sekitar 50 ekor ayam setiap hari.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri