Berburu pisang epe di Pantai Losari, Makassar (1)



Berkunjung ke kota Makassar, Sulawesi Selatan, tak lengkap jika tak singgah ke Pantai Losari. Selain berwisata, di Pantai Losari ada pusat kuliner khas Makassar. Sebut saja pisang epe. Salah satu sentra jajanan khas kota Anging Mamiri ini ada di Jalan Penghibur. Omzet pedagang pisang epe di sentra ini bisa Rp 15 juta per bulan.

Bagi para pelancong lokal maupun mancanegara, berkunjung ke kota Makassar, Sulawesi Selatan, terasa tidak lengkap jika belum singgah ke Pantai Losari. Maklum, Pantai Losari sudah menjadi ikon Makassar dan tempat wisata paling popular di kota Angin Mamiri.

Selain menyuguhkan panorama alam yang mempesona, di Pantai Losari juga terdapat pusat kuliner khas Makassar. Salah satunya adalah pisang epe. Bagi masyarakat kota Makassar, camilan pisang epe tak kalah terkenal dengan es pisang ijo.


Nah, jika Anda kebetulan sedang berada di Makassar, jangan lewatkan untuk singgah ke Pantai Losari. Di sepanjang pantai ini, tepatnya di Jalan Penghibur, Kelurahan Losari, Kecamatan Ujung Pandang, Anda akan menemui sentra penjual pisang epe terbesar di kota ini.

Tak sulit mencapai lokasi sentra pisang epe di Pantai Losari. Anda cuma butuh 30 menit dari Bandar Udara Sultan Hasanudin di Maros untuk menuju Pantai Losari. Setibanya di pantai ini, Anda akan melihat jajaran kios pedagang pisang epe.

Ada lebih dari 120 pedagang pisang epe di sentra ini. Selain di jalan Penghibur, pedagang pisang epe juga terdapat di Jalan Somba Opu, Jalan Datu Museng. Jumlahnya juga ratusan pedagang. Sentra pisang epe di Pantai Losari buka mulai pukul tiga sore hingga tengah malam.

Salah satu pedagang pisang epe di Jalan Penghibur ialah Sakinah Aji. Saban hari, ia membuka lapaknya sekitar jam tiga sore. Ia sudah berjualan pisang epe sejak tahun 2006. Menurutnya, sebelum tahun 2008, di sepanjang Pantai Losari hanya ada sekitar 10 pedagang pisang epe. Kawasan pantai juga masih terlihat kumuh. Setelah direvitalisasi oleh Pemkot Makassar pada tahun 2008, area wisata Pantai Losari menjadi lebih tertata rapi.

Oleh Pemkot Makassar, Jalan Penghibur dikhususkan menjadi sentra pisang epe. Di sini Anda tidak akan menemui jajanan lain seperti nasi goreng, bakso, coto makassar, dan lainnya. "Kalau di pantai lain, mungkin yang paling banyak warung atau restoran seafood. Kalau di sini semuanya hanya jualan pisang epe," kata Sakinah.

Sakinah bercerita, dalam bahasa Makassar, kata "epe" memiliki arti 'jepit'. Jadi, secara lengkap, pisang epe bisa diartikan pisang bakar yang dijepit dan jadi gepeng.

Lazimnya, bahan baku pisang epe adalah pisang kepok, yang dibelah dua lalu dibakar setengah matang lalu dijepit alat pemanggang. Pisang epe pada umumnya dimakan dengan gula merah cair. Tapi, saat ini banyak dimodifikasi dengan tambahan cokelat, keju, susu kental manis, atau selai buah lain.

Sakinah menjual pisang epe dengan harga Rp 10.000-Rp 15.000 berisi tiga pisang dalam satu porsi. Dalam sehari, Sakinah bisa menjual 30 porsi-60 porsi. Dengan penjualan sebanyak itu, Sakinah bisa meraup omzet hingga Rp 15 juta per bulan.

Pedagang pisang epe lainnya di Jalan Penghibur adalah Daeng Arief. Ia sudah berjualan pisang epe sejak 15 tahun lalu di Pantai Losari. Lapaknya persis berada di depan Hotel Aryaduta. Jadi, sebagian besar pelanggannya para tamu hotel. Dalam sebulan, Arif mengaku bisa mengantongi omzet Rp 12 juta dari jualan pisang epe. 

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi