Pusri targetkan penjualan Rp 10 triliun tahun ini



JAKARTA. PT Pupuk Sriwijaya (Persero) akan menambah produksi tahun ini. Februari ini, Pursi akan mengoperasikan pabrik pupuk majemuk (NPK), serta pabrik Pusri II B pada Mei mendatang. 

Dengan penambahan itu, Pusri tahun ini akan meproduksi urea sebesar 2,148 juta ton, amoniak sebesar 1,535 juta ton dan NPK sebesar 90.000 ton.

Produksi ini naik dari tahun lalu, dimana produksi amoniak sebesar 2,018 juta ton, aminika sebesar 325 ribu ton, dan belum memproduksi pupuk nitrogen, fosfat dan kalium (NPK)


Adapun dengan oeprasinya kedua pabrik, tahun ini perusahaan menargetkan penjualan tahun ini sebesar Rp 10 triliun, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 4,8 triliun. 

Saat ini, persentase penjualan masih didominasi untuk domestik sesuai dengan program kedaulatan pangan pemerintah. Adapun untuk penjualan ekspor, Pusri menargetkan ekspor sebesar 150.000 ton ke negara-negara ASEAN antara lain Filipina, Thailand, Malaysia, serta Myanmar.

Namun, Pusri belum berencana menambah destinasi ekspor. Alasannya, sungai musi hanya bisa dilewati kapal berkapasitas 7.000 ton, sementara agar ekspor menguntungkan dibutuhkan pengiriman di atas 10.000 ton. "Jadi, kapasitas diangkut kecil, sehingga kemudian cost-nya jadi tinggi," kata Zain kepada KONTAN, Jumat (8/1).

Selain itu, saat ini harga pupuk dari Indonesia kurang bisa bersaing di pasar internasional lantaran bahan baku pupuk yang mahal. Untuk komponen bahan baku pupuk, sekitar 70%-nya adalah gas. "Harga gas di Indonesia tinggi, sementara harga gas di luar negeri jauh lebih rendah," kata Zain.

Sehingga wajar saja saat ini Pusri mengatur strategi untuk mulai menggunakan bahan bakar batubara mulai pertengahan tahun ini. Seiring dengam harga batubara yang jauh lebih rendah dibandingkan harga gas yang belum turun juga.

Saat ini perusahaan ini sedang membangun steam turbine generator (STG) batubara. Nantinya bahan bakar gas akan diganti dengan batubara. Dengan penggunaan batubara ini menurut Zain, perusahaannya menghemat 20-30%. STG ini akan digunakan hanya pada pabrik Pusri II B. Pada pabrik lama, Pusri tetap menggunakan bahan bakar gas.

Sekedar info, saat ini Pusri tercatat memiliki 4 pabrik, masing-masing berkapasitas produksi 570.000 ton per tahun. Sehingga, total kapasitas produksi PT Pupuk Sriwidjaja adalah 2.280.000 ton per tahun. Namun karena mesin sudah termakan usia, kapasitas produksi mereka tak maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia