KONTAN.CO.ID - NEW YORK/WASHINGTON. Keputusan AS untuk mengizinkan Ukraina menembakkan senjata Amerika lebih dalam ke Rusia tidak meningkatkan risiko serangan nuklir. Menurut lima sumber dari intelijen AS yang mengetahui detil permasalahan ini, serangan nuklir tidak mungkin terjadi, meskipun pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin semakin agresif. Melansir Reuters, dua pejabat senior, seorang anggota parlemen, dan dua ajudan kongres yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut mengatakan, Rusia kemungkinan akan memperluas kampanye sabotase terhadap target-target Eropa untuk meningkatkan tekanan pada Barat atas dukungannya terhadap Kyiv.
Serangkaian penilaian intelijen selama tujuh bulan terakhir telah menyimpulkan bahwa eskalasi nuklir tidak mungkin terjadi akibat keputusan untuk melonggarkan pembatasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina. Pandangan itu tidak berubah setelah Presiden Joe Biden mengubah sikap AS bulan ini terkait senjata, kata sumber tersebut, yang diberi anonimitas untuk berbicara bebas tentang isu sensitif intelijen. "Penilaian tersebut konsisten: ATACM tidak akan mengubah kalkulasi nuklir Rusia," kata seorang ajudan kongres yang diberi pengarahan tentang intelijen tersebut, merujuk pada rudal Amerika dengan jangkauan hingga 190 mil (306 km). Baca Juga: Tegang! 2 Pesawat Bom AS Dicegat 2 Jet Tempur Rusia di Laut Baltik Peluncuran rudal balistik baru Rusia minggu lalu, yang menurut para analis dimaksudkan sebagai peringatan bagi Washington dan sekutu-sekutunya di Eropa, tidak mengubah kesimpulan itu. Salah satu dari lima pejabat AS itu mengatakan meskipun Washington menilai bahwa Rusia tidak akan berusaha meningkatkan kekuatan nuklirnya, mereka akan mencoba menyamai apa yang mereka lihat sebagai eskalasi AS.