Putin Deklarasikan Dua Bagian Ukraina, Harga Minyak Brent Dekati US$ 100 Per Barel



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak kembali naik pada perdagangan awal pekan karena perselisihan antara Rusia dan negara Barat atas Ukraina, menambah kekhawatiran pasokan yang telah membuat harga minyak mendekati level US$ 100 per barel.

Senin (21/2), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2022 ditutup melonjak 3,9% ke level US$ 97,23 per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak pengiriman April 2022 menguat dan berada di levek US$ 93,83 per barel.


Keperkasaan minyak kembali datang setelah pasukan Rusia membunuh lima orang penyabot yang melanggar perbatasan di barat daya negara itu dari Ukraina pada Senin (21/2). Namun, tuduhan tersebut yang disebut Ukraina berita palsu.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada prinsipnya telah menyetujui pertemuan puncak mengenai Ukraina, tetapi Kremlin mengatakan tidak ada rencana segera.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Lebih US$1, Menyusul Peringatan Baru Atas Konflik Ukraina-Rusia

Kremlin mengumumkan, Putin akan menandatangani dekrit yang mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka. Uni Eropa memperingatkan akan mempertimbangkan sanksi jika kawasan itu diakui merdeka.

Pada perdagangan awal pekan ini, pasar di Amerika Serikat libur untuk President's Day

"Harga minyak sekali lagi bergerak naik, karena optimisme pertemuan Biden-Putin memudar, sementara OPEC+ terus berjuang untuk mencapai kuotanya yang sebagian besar telah menciptakan defisit energi global yang parah," kata Pratibha Thaker dari Economist Intelligence Unit.

Di sisi lain, Menteri negara-negara penghasil minyak Arab mengatakan pada hari Minggu bahwa OPEC+ harus tetap berpegang pada kesepakatan saat ini untuk menambah 400.000 barel per hari produksi minyak setiap bulan.

Hal ini menekankan bahwa OPEC+ menolak seruan dari negara lain untuk memompa lebih banyak produksi minyak untuk mengurangi tekanan pada harga.

Kenaikan harga telah dibatasi oleh kemungkinan lebih dari satu juta barel per hari minyak mentah Iran kembali ke pasar.

Baca Juga: Vladimir Putin Deklarasikan Dua Bagian Ukraina Timur Bukan Lagi Ukraina

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan "kemajuan signifikan" telah dibuat dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015 pada hari Senin setelah seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan pada hari Jumat bahwa kesepakatan itu "sangat, sangat dekat".

Analis mengatakan pasar tetap ketat dan setiap penambahan minyak akan membantu, tetapi harga akan tetap fluktuatif dalam waktu dekat karena minyak mentah Iran tidak mungkin kembali sampai akhir tahun ini.

"Jika invasi Rusia (Ukraina) terjadi, seperti yang telah diperingatkan AS dan Inggris dalam beberapa hari terakhir, Brent berjangka bisa melonjak di atas US$ 100 per barel, bahkan jika kesepakatan Iran tercapai," kata analis Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari