Putin Menuduh AS Sengaja Memancing Rusia Menuju Perang



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin kini mencurigai AS dan mitranya di Barat telah sengaja memancing Rusia menuju perang. Putin juga merasa negara-negara Barat mengabaikan masalah keamanan yang juga dialami Rusia.

Berbicara pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban yang sedang berkunjung hari Selasa (2/2), Putin masih melihat penilaian Barat atas kemungkinan invasi sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. 

Putin merasa saat ini Rusia lah yang menghadapi ancaman keamanan yang paling serius.

Baca Juga: Biden: Qatar Harus Menjadi Sekutu Utama Non-NATO untuk AS

"Sudah jelas sekarang, bahwa kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan. Mari bayangkan jika Ukraina menjadi anggota NATO dan memulai operasi militer. Apakah kita harus berperang dengan blok NATO? Apakah ada yang memikirkan hal itu? Ternyata tidak," kata Putin, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Kekhawatiran Barat didasarkan pada manuver Rusia yang menumpuk lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina. Rusia jelas menyangkal tuduhan invasi, dan menegaskan bahwa itu adalah upaya pertahanan negara yang normal terjadi.

Baca Juga: Rancangan Sanksi AS untuk Rusia Hampir Selesai, Ini Bocorannya

Sengaja memancing Rusia menuju perang

Pernyataan Putin tentang masalah Ukraina pada hari Selasa adalah yang pertama kalinya sejak 23 Desember lalu. Berbeda dengan para pejabat AS dan Ukraina, Putin cenderung jarang menyampaikan opini secara terbuka terkait masalah tersebut.

Menurut Putin, AS saat ini tidak sepenuhnya peduli dengan keamanan Ukraina. Tujuan utamanya adalah untuk melibatkan Rusia dalam konflik yang lebih besar.

"Ukraina sendiri hanyalah sebuah instrumen untuk mencapai tujuan ini. Ini dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, dengan menarik kita ke dalam semacam konflik bersenjata. Dan dengan bantuan mitranya di Eropa, mereka akan berusaha menjatuhkan sanksi kepada kita," ungkap Putin.

Baca Juga: Pasokan Rudal dan Peluncur Roket Javelin dari AS Tiba di Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan sejawatnya dari AS, Antony Blinken, sempat berbincang melalui telepon beberapa waktu lalu. Blinken terus mendesak agar Rusia menarik pasukannya dari perbatasan untuk membuktikan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk invasi.

"Jika Presiden Putin benar-benar tidak menginginkan perang atau perubahan rezim, maka inilah saatnya untuk menarik kembali pasukan dan persenjataan berat dan terlibat dalam diskusi serius," kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mewakili Blinken.