KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Rabu (31/7/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin menggandakan pembayaran di muka bagi relawan yang mau bertempur di Ukraina. Ini merupakan sebuah langkah yang bertujuan untuk memfasilitasi perekrutan militer, tetapi kemungkinan akan menciptakan ketidakseimbangan dalam perekonomian Rusia. Mengutip
Reuters, semua warga Rusia yang menandatangani kontrak dengan tantara, saat ini akan menerima pembayaran di muka sebesar 400.000 rubel (US$ 4.651).
Keputusan tersebut juga merekomendasikan agar otoritas regional mencocokkan pembayaran ini dari anggaran mereka dengan jumlah yang setidaknya sama. Dengan pembayaran bulanan minimum bagi seorang prajurit yang berpartisipasi dalam apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" ditetapkan sebesar 204.000 rubel, keputusan baru tersebut menaikkan upah tahunan minimum pada tahun pertama dinas menjadi 3,25 juta rubel (US$ 37.791). Upah bulanan untuk perwira lebih tinggi dan bergantung pada pangkat mereka. Semua rekrutan juga menerima uang tambahan untuk berpartisipasi dalam serangan atau menghancurkan tank musuh dan mesin lainnya. Awal bulan ini, wali kota Moskow menetapkan pembayaran di muka bagi penduduk kota yang mendaftar untuk bertempur di Ukraina sebesar 1,9 juta rubel ($21.777) dari anggaran kota, sehingga gaji tahunan mereka pada tahun pertama masa tugas menjadi 5,2 juta rubel.
Baca Juga: Jerman Abaikan Ancaman Putin atas Penempatan Rudal AS Peningkatan terbaru ini berarti bahwa gaji tahunan minimum bagi tentara kontrak Rusia yang bertempur di Ukraina akan melebihi upah rata-rata di Rusia yakni lebih dari tiga kali lipat. Pembayaran semacam itu telah membantu Rusia menghindari mobilisasi nasional baru setelah kampanye yang bermasalah pada tahun 2022 yang memicu eksodus massal warga Rusia ke negara-negara tetangga. Namun, beberapa ekonom berpendapat bahwa pembayaran tersebut menciptakan spiral upah dalam perekonomian.
Peningkatan upah juga didukung oleh serangkaian langkah lain, seperti pengecualian pembayaran bunga bulanan atas pinjaman konsumen bagi relawan dan jaminan negara atas pinjaman tersebut jika terjadi kematian. Langkah-langkah ini telah mendorong para calon relawan untuk mengambil pinjaman konsumen yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan dalam pinjaman konsumen, meskipun bank sentral Rusia menaikkan suku bunga acuannya untuk mendinginkan ekonomi.
Baca Juga: Vladimir Putin Peringatkan Aksi Amerika Bisa Picu Krisis Rudal ala Perang Dingin Pejabat Rusia mengatakan, sekitar 190.000 orang telah menjadi relawan sejauh tahun ini untuk berperang di Ukraina. Sebagai perbandingan, ada 49.000 kontrak yang ditandatagani pada 2023.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie