Putin Perintahkan Mobilisasi, Uni Eropa Sepakat Menyusun Sanksi Baru untuk Rusia



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Para menteri luar negeri anggota Uni Eropa (EU) pada hari Rabu (21/9) sepakat untuk mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia sebagai respons atas mobilisasi parsial yang dideklarasikan Presiden Vladimir Putin.

Dilansir dari Reuters, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan, keputusan Putin menunjukkan kepanikan dan keputusasaan. Borell yakin, Putin berusaha menghancurkan Ukraina.

Para menteri luar negeri dari 27 negara anggota UE saat ini sedang berada di New York, AS, untuk menghadiri pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB.


Putin pada Rabu memerintahkan mobilisasi militer skala besar ke Ukraina. Ini merupakan yang pertama sejak Perang Dunia II. Mobilisasi parsial ini akan membuat 300.000 tentara cadangan Rusia dipanggil ke medan tempur.

Baca Juga: Perang di Ukraina, Putin Perintahkan Mobilisasi Pertama Rusia sejak Perang Dunia II

Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba langsung mendesak UE agar menyiapkan sanksi baru untuk Rusia. Paket sanksi kedelapan ini masih akan menyerang sektor ekonomi Rusia.

"Para menteri setuju untuk menugaskan tim mereka untuk menyiapkan paket sanksi kedelapan yang akan menargetkan sektor-sektor ekonomi Rusia yang lebih relevan dan terus menargetkan orang-orang yang bertanggung jawab atas perang agresi di Ukraina," kata Borell, seperti dikutip Reuters.

Para menteri UE diagendakan untuk mengadakan pertemuan formal berikutnya pada pertengahan Oktober nanti. Saat itu, paket sanksi diharapkan bisa langsung disahkan.

Sejalan dengan itu, para menteri juga setuju untuk meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina. Untuk saat ini, Borell masih belum memberikan perincian lebih lanjut tentang bentuk dukungan militer yang disiapkan.

Baca Juga: Diumumkan Vladimir Putin, Apa Arti Mobilisasi Parsial Rusia?

Berdasarkan hukum undang-undang yang berlaku di Rusia, negara berhak melakukan mobilisasi jika terjadi agresi asing atau serangan terhadap Rusia.

Dikutip dari Moscow Times, mobilisasi ini berkaitan tentang mempersiapkan ekonomi dan angkatan bersenjata untuk masuk ke periode perang. Secara khusus, Rusia juga akan memanggil pasukan militer cadangan.

Sebelum ini dilakukan, Rusia menyebut invasinya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus". Hingga saat ini pun Rusia masih belum mengumumkan langkah-langkah keamanan dalam negeri yang terkait dengan masa perang.

Keputusan Putin baru-baru ini menunjukkan, Rusia kini sudah siap menerima serangan balasan yang mungkin masuk ke negaranya.