KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Selasa (19/3/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Dinas Keamanan Federal (FSB), penerus utama KGB era Soviet, untuk membantu perusahaan-perusahaan Rusia melanggar sanksi Barat dan memperluas pengaruh mereka ke pasar baru di seluruh dunia. Mengutip Reuters, dalam upaya untuk menenggelamkan perekonomian Rusia dan memaksa Putin mengubah arah kebijakannya, negara-negara Barat menjatuhkan sanksi terberat kepada Rusia tak lama setelah Kremlin memerintahkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022. Namun Putin mengatakan perekonomian Rusia pada masa perang tetap berkembang meskipun ada sanksi. Di mana produksi peluru artileri yang jauh melebihi produksi negara-negara Barat dan perekonomian Rusia tumbuh 3,6% pada tahun lalu.
Dalam pidatonya pada pertemuan tahunan dinas mata-mata FSB di Lubyanka di pusat kota Moskow setelah kemenangan telaknya dalam pemilu hari Minggu, Putin mengatakan mata-mata FSB harus bekerja sama dengan lembaga lain untuk meningkatkan keamanan sistem perbankan dan keuangan. Dia mengatakan kepada FSB untuk memberikan dukungan kepada perusahaan-perusahaan Rusia yang secara aktif berkembang meskipun ada hambatan yang menghadang mereka dan yang sedang menjajaki pasar baru namun dihadapkan pada tindakan permusuhan terbuka dari Barat. Baca Juga: Pidato Pertama Pasca Pemilu, Putin Ancam NATO dengan Perang Dunia III “Ya, hal ini menciptakan masalah sementara bagi kami,” kata Putin. Putin menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan pemerintah mengenai dampak sanksi terhadap beberapa proyek besar. "Tapi semuanya, tentu saja, akan tetap terlaksana," tegasnya. KGB, salah satu lembaga paling kuat di negara bekas Uni Soviet dengan pengaruh yang melampaui batas-batas Uni Soviet dan lebih dari sekadar mata-mata dan keamanan, kehilangan sebagian besar kekuatan dan pengaruhnya ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. Namun delapan tahun kemudian, KGB, yang saat itu merupakan FSB, memiliki salah satu anggotanya – Putin – sebagai penguasa Kremlin.