PwC Ditinggalkan Klien Besarnya, Bank of China



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Auditor PwC telah kehilangan klien terbesarnya yang terdaftar di Tiongkok daratan, Bank of China.

Pada bulan Maret lalu Bank of China menyatakan rencana mengangkat kembali PwC sebagai auditornya untuk tahun 2024 tetapi dalam pengajuan pada Senin malam menunjuk EY sebagai auditornya. Keputusan tersebut akan diserahkan untuk persetujuan pemegang saham, katanya.

PwC, yang pernah menjadi firma audit terkemuka di Tiongkok, menolak berkomentar.


Bank of China membayar PwC 193 juta yuan (US$27 juta) dalam biaya audit tahun lalu.

Baca Juga: 200 Jet Tempur Korsel dan AS Terlibat dalam Latihan Gabungan untuk Lawan Korut

Jumlah tersebut lebih besar dari gabungan biaya audit dari tiga klien domestik terbesar berikutnya yang terdaftar pada tahun 2023: China Life Insurance  China Telecom, dan raksasa asuransi PICC, ketiganya juga telah mencoret PwC sebagai klien.

Setidaknya 50 perusahaan Tiongkok, banyak di antaranya adalah perusahaan milik negara atau lembaga keuangan, telah mencoret PwC sebagai auditor mereka atau membatalkan rencana untuk mempekerjakan perusahaan tersebut dalam beberapa bulan terakhir, menurut pemeriksaan laporan Reuters.

Pada bulan Maret, PwC adalah auditor untuk sekitar 110 perusahaan yang terdaftar di Tiongkok daratan.

Pihak berwenang Tiongkok telah memeriksa audit PwC terhadap Evergrande yang telah dituduh oleh regulator sekuritas atas penipuan senilai US$78 miliar - sebuah investigasi yang diperkirakan akan menghasilkan denda yang besar. PwC mengaudit Evergrande selama hampir 14 tahun hingga awal 2023.

Sejak bulan April, regulator telah meminta beberapa klien besar PwC untuk menghentikan auditor tersebut, kata beberapa sumber.

Mereka juga telah menyarankan agar perusahaan milik negara dan perusahaan yang terdaftar harus "sangat berhati-hati" dalam mempekerjakan auditor yang telah menerima denda regulasi atau hukuman lain dalam tiga tahun terakhir.

Sekitar setengah dari klien korporat yang telah menghentikan PwC telah diambil alih oleh EY dan KPMG, menurut pemeriksaan Reuters atas pengajuan tersebut.

Baca Juga: Kamala Harris Usulkan Kenaikan Tarif Pajak Korporasi Jadi 25% Jika Menang Pilpres AS

Selanjutnya: Tak Perlu Macet-Macetan Di Mobil, Ini Tarif & Rute Bus JRC Dari Bekasi Ke Jakarta

Menarik Dibaca: Rekomendasi 5 Film Kartun Horor yang Aman Ditonton Bareng Anak

Editor: Tri Sulistiowati