KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pyridam Farma Tbk (
PYFA) bakal memacu kinerja di tahun ini. Buktinya emiten farmasi, alat kesehatan dan produk kecantikan tersebut mengincar pertumbuhan double digit untuk kinerja top line pada 2021. “Target peningkatan top line perusahaan akan ditargetkan lebih dari 50% dibanding tahun sebelumnya,” kata
Corporate Communication Manager PYFA Kezia Mareshah kepada Kontan.co.id, Selasa (2/3). Bukan tanpa alasan PYFA mengejar target pertumbuhan
double digit. Kezia bilang, industri farmasi dan alat kesehatan masih akan berkembang pesat pada tahun ini, sebab masyarakat Indonesia kian harinya semakin sadar untuk menjaga kesehatan dan memperkuat imun tubuh.
Salah satu produk farmasi yang kebutuhannya dirasa masih tinggi pada produk farmasi di antaranya seperti multivitamin dan suplemen. Catatan saja, saat ini
PYFA telah memiliki produk-produk produk vitamin dan suplemen seperti Zeviton, Damuvit, Imudator, Caltrax serta Vinerton. Pada paruh pertama tahun lalu, produk-produk ini sempat menjadi motor pertumbuhan laba perusahaan. Sementara itu, permintaan yang tinggi pada kategori produk kesehatan dijumpai pada alat-alat kesehatan seperti alat tes PCR dan swab test serta berbagai alat kesehatan lainnya yang berkaitan dengan proteksi diri terhadap risiko penularan Covid-19. Permintaan pada produk kecantikan sama belaka. Kezia berujar, permintaan produk kecantikan saat ini masih tinggi seiring kesadaran masyarakat yang bertambah untuk merawat diri dengan produk kecantikan kulit. Dugaan Kezia, hal ini didorong oleh banyaknya ajakan para tokoh masyarakat seperti influencer dari kalangan selebgram dan artis yang untuk mencintai dan merawat diri sendiri. Meski begitu, peluang-peluang di atas bukannya tanpa tantangan. Menurut Kezia, industri farmasi saat ini tengah dihadapkan pada tantangan untuk beradaptasi dengan perkembangan tren digital. “Terlebih lagi adanya pembatasan kunjungan pasien untuk bertemu dengan dokter, sekarang semua mau tak mau dilakukan secara online,” tambah Kezia. Melihat kondisi yang ada, PYFA berstrategi untuk terus meningkatkan
brand awareness Perseroan di kalangan masyarakat baik secara digital maupun non-digital, serta memperluas area distribusi produk baik secara online maupun offline. Perluasan distribusi secara online dilakukan melalui
official store Pyfahealth.com serta bekerja sama dengan partner-partner dalam marketplace.
Baca Juga: Terbitkan obligasi Rp 300 miliar, ini rencana bisnis Pyridam Farma (PYFA) tahun ini Di saat yang sama,
PYFA juga berencana memperluas area penjualan secara offline baik di nasional maupun regional sembari tetap mengikuti perkembangan beberapa produk yang berkaitan dengan Covid-19. Untuk mendukung tujuan tersebut, PYFA juga membuka opsi untuk melakukan investasi atau akuisisi perusahaan sejenis lainnya. Sasarannya antara lain perusahaan farma yang bergerak dalam consumer health, baik skala nasional maupun regional. Kezia belum mengungkap dana yang disiapkan untuk menunjang rencana ekspansi tersebut, Yang terang, Kezia menyebut bahwa dana ekspansi akan bersumber dari obligasi dan fasilitas perbankan yang dimiliki perusahaa saat ini. Catatan saja, berdasarkan pengumuman yang dimuat pada laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) 14 Januari 2021 lalu, BEI telah menyetujui pencatatan Obligasi Pyridam Farma I Tahun 2020 pada tanggal 15 Januari 2021 di Bursa. Total emisi obligasi tersebut mencapai Rp 300 miliar dengan tingkat bunga tetap 11,25% per tahun.
Diterbitkan pada 14 Januari 2021, Obligasi Pyridam Farma I Tahun 2020 akan memiliki jangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada 14 Januari 2026 mendatang. Pembayaran bunga dari obligasi tersebut akan dilakukan setiap 3 bulan. Pembayaran pertama bakal dilaksanakan pada 14 April 2021. Lebih lanjut, Kezia menyampaikan bahwa
PYFA juga memiliki rencana untuk meluncurkan produk-produk baru pada tahun ini. Hanya saja, Kezia tidak membeberkan akan ada berapa total produk anyar yang akan meluncur pada tahun ini. “Rencananya Pyridam Farma akan meluncurkan produk-produk baru dari berbagai golongan seperti multivitamin dan suplemen yang dibutuhkan konsumen,” pungkas Kezia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari