Q3, Konsumen Indonesia lebih banyak berhemat



JAKARTA. Selama kuartal III-2010, kepercayaan konsumen Indonesia terhadap perekonomian sedikit menurun. Berdasar hasil survei indeks kepercayaan konsumen yang dilakukan The Nielsen Company, sepanjang kuartal III-2010, indeks kepercayaan konsumen di Indonesia turun empat poin dibanding kuartal II, yaitu dari 119 menjadi 115. Sementara di kuartal I-2010 indeks tersebut 116. Penurunan indeks tersebut, menurut Catherine Eddy, Managing Director Nielsen, bukan karena adanya kemunduran ekonomi, melainkan lebih karena pemberitaan buruk, baik di bidang politik maupun ekonomi. Menurut Catherine, penurunan indeks empat poin yang dihasilkan dari hasil survei Nielsen dari 500 responden di seluruh Indonesia itu karena konsumen Indonesia menghemat biaya belanja rumah tangga dengan mengurangi belanja baju baru, mengurangi hiburan di luar rumah, menunda pembelian perlengkapan gadget, serta menghemat pemakaian listrik dan bensin di kuartal III."Konsumen memang lebih berhati-hati membelanjakan uangnya. Sebanyak 72% konsumen memilih menabung," kata Catherine Kamis (28/10).Secara global, indeks kepercayaan konsumen juga mengalami penurunan tiga poin ke posisi 90. Itu mengindikasikan hilangnya harapan konsumen di berbagai belahan dunia akan perbaikan ekonomi. Survei global ini meliputi 53 negara. Menurut Catherine, indeks 90 itu merefleksikan kenyataan bahwa sebagian besar konsumen pesimistis tentang prospek pekerjaan, keuangan, dan kemampuan membeli barang tahun depan. Berlawanan dengan indeks global, indeks kepercayaan konsumen di 14 negara Asia Pasifik justru membaik. Ini tercermin dari indeks di delapan negara yang mengalami kenaikan, antara lain di India, Thailand, Australia, Filipina, dan Singapura.Di Indonesia, sebanyak 500 pengguna online berpartisipasi dalam survei ini. Survei tersebut dilakukan pada periode 3-21 September 2010. Berdasar survei tersebut, hanya 61% responden Indonesia yang merasa prospek pekerjaannya bagus. Jumlah ini turun dari 70% dibanding pada awal tahun. Sementara di Asia Pasifik, terutama di Singapura dan Thailand, konsumen yang percaya prospek pekerjaan bagus 70%. Di sisi lain, 81% konsumen Indonesia percaya kondisi keuangan pribadinya masih bagus dalam setahun ke depan. Jumlah ini naik 4% dari awal tahun. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengakui, pasca Lebaran masyarakat Indonesia memang lebih berhemat dalam membelanjakan uangnya. "Tapi ini normal, tak perlu khawatir," kata Tutum.Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Stefanus Ridwan juga tak menampik survei Nielsen. Menurut Stefanus, beberapa pusat perbelanjaan kini mengalami penurunan jumlah pengunjung. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: