Qaddafi: Rakyat masih mencintaiku



TRIPOLI. Meski aksi demonstrasi terus berlanjut di Libya, namun hal itu tidak mengurangi tingkat kepercayaan diri sang pemimpin, Kolonel Muamar Qaddafi. Dalam wawancara televisi yang disiarkan melalui BBC, Qaddafi mengaku seluruh warga Libya mencintai dirinya. Dalam wawancara tersebut, Qaddafi juga merasa dikhianati oleh pemimpin dunia yang memaksa dirinya untuk mundur. Seperti yang diberitakan sebelumnya, para menteri luar negeri dunia mengutuk serangkaian aksi pembantaian yang terjadi atas warga sipil Libya. Bahkan, Uni Eropa menyerukan untuk memberikan sanksi kepada Libya, termasuk embargo militer, pembekuan aset, dan larangan bepergian atas Qaddafi dan pengikut setianya.Terkait sanksi itu, Qaddafi menuding pihak barat mengabaikan Libya. "Mereka tidak memiliki moral dan ingin menguasai Libya sebagai daerah jajahan," jelasnya. Qaddafi juga menantang sejumlah pimpinan dunia, termasuk di dalamnya David Cameron, untuk memberikan bukti terkait tuduhan kepemilikan uang dalam jumlah besar di luar negeri. Dalam wawancara itu, Kaddafi juga sempat tertawa atas pertanyaan kemungkinan dia harus meninggalkan Libya. Sementara itu, ambasador AS untuk PBB Susan Rice berpendapat, Qaddafi mengalami halusinasi dan tidak cukup sehat untuk terus memimpin. "Pada saat dia diwawancara, dia tertawa. Padahal di negerinya tengah terjadi pembantaian. Ini halusinasi tingkat tinggi yang menunjukkan Qaddafi tidak cukup sehat untuk memimpin," jelas Rice.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie