SYDNEY. Persaingan di bisnis penerbangan global yang semakin ketat mendorong Qantas Airways Ltd untuk melakukan ekspansi bisnis. Salah satunya dengan masuk ke dalam bisnis penerbangan dengan tarif murah. Terkait hal ini, Qantas menggandeng China Eastern Airlines Corp untuk mendirikan maskapai bertarif murah dengan dana investasi senilai US$ 198 juta. Dalam pernyataan yang dirilis hari ini, Qantas menyebut, maskapai baru tersebut akan berbasis di Hong Kong dan diberi nama Jetstar Hong Kong. Sebagai permulaan, Jetstar akan memulai penerbangan dengan tiga pesawat Airbus SAS A320 di 2013 dan ditargetkan naik menjadi 18 pesawat di 2015.Langkah ini harus dilakukan Qantas setelah pihak maskapai membukukan kerugian untuk penerbangan internasional senilai A$ 200 juta atau US$ 209 juta pada tahun fiskal yang berakhir Juni 2011. "Hong Kong merupakan salah satu daerah utama di Asia dengan potensi jumlah penumpang mencapai 40 juta per tahun dan populasi sekitar 7 juta orang," jelas Bruce Buchanan, Chief Executive Officer Jetstar. Pada Agustus mendatang, Qantas juga akan membuka maskapai penerbangan murah di Jepang, yakni Jetstar Japan. Sejumlah analis menilai, ekspansi Qantas sangat positif bagi pendapatan perusahaan. "Saya rasa ekspansi ini tidak akan menggantikan bisnis penerbangan premium. Ini merupakan bisnis penerbangan bertarif murah dan tidak akan membahayakan layanan penerbangan full service Qantas," jelas David Fraser, analis Nomura Holdings Inc di Sydney.
Qantas ekspansi ke bisnis penerbangan tarif murah
SYDNEY. Persaingan di bisnis penerbangan global yang semakin ketat mendorong Qantas Airways Ltd untuk melakukan ekspansi bisnis. Salah satunya dengan masuk ke dalam bisnis penerbangan dengan tarif murah. Terkait hal ini, Qantas menggandeng China Eastern Airlines Corp untuk mendirikan maskapai bertarif murah dengan dana investasi senilai US$ 198 juta. Dalam pernyataan yang dirilis hari ini, Qantas menyebut, maskapai baru tersebut akan berbasis di Hong Kong dan diberi nama Jetstar Hong Kong. Sebagai permulaan, Jetstar akan memulai penerbangan dengan tiga pesawat Airbus SAS A320 di 2013 dan ditargetkan naik menjadi 18 pesawat di 2015.Langkah ini harus dilakukan Qantas setelah pihak maskapai membukukan kerugian untuk penerbangan internasional senilai A$ 200 juta atau US$ 209 juta pada tahun fiskal yang berakhir Juni 2011. "Hong Kong merupakan salah satu daerah utama di Asia dengan potensi jumlah penumpang mencapai 40 juta per tahun dan populasi sekitar 7 juta orang," jelas Bruce Buchanan, Chief Executive Officer Jetstar. Pada Agustus mendatang, Qantas juga akan membuka maskapai penerbangan murah di Jepang, yakni Jetstar Japan. Sejumlah analis menilai, ekspansi Qantas sangat positif bagi pendapatan perusahaan. "Saya rasa ekspansi ini tidak akan menggantikan bisnis penerbangan premium. Ini merupakan bisnis penerbangan bertarif murah dan tidak akan membahayakan layanan penerbangan full service Qantas," jelas David Fraser, analis Nomura Holdings Inc di Sydney.