QE3 mendongkrak pamor mata uang Asia



KUALA LUMPUR. Mayoritas mata uang Asia diperdagangkan menuju penguatan mingguan terbesar sejak Juni lalu. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.42 waktu Kuala Lumpur, ringgit Malaysia menguat 1,8% pada pekan ini menjadi 3,0520 per dollar. Penguatan juga terlihat pada baht Thailand sebesar 1,2% menjadi 30,84, dollar Taiwan menguat 1,2% menjadi NT$ 29,489, dan won Korea Selatan menguat 0,8% menjadi 1.121,15. Selain itu, peso Filipina menguat sebesar 0,4% menjadi 41,515 dan rupiah Indonesia menguat 0,2% menjadi 9.572. Kondisi itu turut mendongkrak Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang naik 0,6% pada pekan ini menjadi 116,52. Ini merupakan rally mingguan terbesar sejak periode yang berakhir 29 Juni lalu. Keperkasaan mata uang regional terjadi setelah Federal Reserve mengumumkan pembelian obligasi ronde ketiga. Kondisi ini yang mendorong mengalirnya arus dana asing ke aset-aset emerging market. "Optimisme bahwa dana asing akan mengalir ke Asia dari QE3 menyokong mata uang dan pasar saham Asia. Saya menilai, mata uang Asia akan melanjutkan penguatan untuk sementara waktu," urai Kozo Hasegawa, foreign-exchange trader Sumitomo Mitsui Banking Corp yang berbasis di Bangkok. Sementara itu, di negara Asia lainnya, rupe India tak banyak berubah di posisi 55,415 dan dong Vietnam bergerak stabil di posisi 20.850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie