KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rintisan (start up) yang mengusung teknologi smart city, Qlue berencana memperkuat bisnis di sektor privat atau business to business (B2B). Sejak awal berdiri 2016, Qlue identik bermitra dengan sektor pemerintahan. Founder dan Chief Executive Officer Qlue Rama Raditya bilang, hingga akhir 2019, Qlue menargetkan porsi di sektor privat atau korporasi bisa naik hingga 60%. Saat ini porsi bisnis di sektor privat masih 40% dan sektor pemerintah masih mendominasi di kisaran 60%. Qlue sudah melakukan upaya tersebut sejak awal tahun ini. Padahal, saat awal usaha, sekitar 90% kontribusi klien dari pemerintah yang menerapkan teknologi kota cerdas besutan usaha rintisan ini. "Semakin kemari, kami jadi yakin produk smart city juga bisa diterapkan di perkantoran," tutur Rama saat sela-sela acara Qlue Talk with Expert, Selasa (6/8).
Qlue makin gencar menawarkan smart city ke korporasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rintisan (start up) yang mengusung teknologi smart city, Qlue berencana memperkuat bisnis di sektor privat atau business to business (B2B). Sejak awal berdiri 2016, Qlue identik bermitra dengan sektor pemerintahan. Founder dan Chief Executive Officer Qlue Rama Raditya bilang, hingga akhir 2019, Qlue menargetkan porsi di sektor privat atau korporasi bisa naik hingga 60%. Saat ini porsi bisnis di sektor privat masih 40% dan sektor pemerintah masih mendominasi di kisaran 60%. Qlue sudah melakukan upaya tersebut sejak awal tahun ini. Padahal, saat awal usaha, sekitar 90% kontribusi klien dari pemerintah yang menerapkan teknologi kota cerdas besutan usaha rintisan ini. "Semakin kemari, kami jadi yakin produk smart city juga bisa diterapkan di perkantoran," tutur Rama saat sela-sela acara Qlue Talk with Expert, Selasa (6/8).