JAKARTA. Qatar Telecom (Qtel) akan segera menggelar penawaran tender atau
tender offer terhadap 24,2% saham PT Indosat Tbk (ISAT) milik publik. Tapi, mereka hanya menetapkan harga
tender offer Rp 6.416 per saham atau lebih rendah 13% dari janji Qtel.Sebelumnya, Qtel pernah mengajukan proposal dengan harga
tender offer Rp 7.388 per saham. Dari sini, pemerintah berharap, duit
tender offer ISAT senilai sekitar Rp 9,71 triliun akan mengguyur bursa. Namun, Qtel memutuskan menurunkan harga
tender offer itu.Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany berjanji akan segera memanggil Qtel sehubungan adanya perubahan harga
tender offer tersebut. Bapepam juga menunggu surat resmi Qtel. "Kalau perlu besok (hari ini) akan kami panggil," tegasnya. Dia menambahkan, harga penawaran tender itu masih harus mendapat persetujuan Bapepam-LK.
Presiden Direktur Indosat Johnny Swandy Sjam tak bersedia menanggapi perubahan harga
tender offer tersebut. "Mengapa angkanya keluar segitu, itu wewenang mereka," ujarnya, kemarin. Analis Optima Kharya Capital Securities Ikhsan Binarto mendukung langkah Bapepam-LK tersebut. Apabila mengacu peraturan yang lama, Qtel harus membeli saham publik melalui penawaran tender sesuai dengan harga akuisisi. Seperti kita tahu, Qtel telah memborong 40,8% saham Indosat dari Singapore Technologies Telemedia (STT) Singapura pada awal Juni 2008. Harga pembeliannya adalah Rp 7.388 per saham. Transaksi itu rampung sebelum Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyelesaikan revisi aturan tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Maka, Qtel wajib melakukan
tender offer pada harga tertinggi selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman transaksi itu atau di harga yang sama dengan harga akuisisi sebesar Rp 7.388 per saham. Catatan saja, awalnya, Qtel hanya bisa menambah saham ISAT lewat
tender offer maksimal 8,2% atau jadi menguasai 49% saham ISAT. Maklum, aturan Daftar Negatif Investasi hanya membolehkan asing memiliki 49% saham perusahaan telekomunikasi jaringan tetap. Namun, pemerintah akhirnya mengizinkan Qtel menguasai hingga 65% saham ISAT. Alasannya, ISAT termasuk perusahaan telekomunikasi seluler. Tapi, konsekuensinya, ISAT harus memisahkan bisnis telepon jaringan tetap miliknya dalam tempo dua tahun. Menurut Johnny, Indosat belum menyusun rencana pemisahan bisnis seluler dan jaringan tetap seperti yang disyaratkan pemerintah. "Bisa saja membuat anak usaha baru," imbuhnya. Mengacu aturan baru Yang pasti, Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani, Group Chairman Qtel, menyambut gembira keputusan pemerintah itu. "Kami yakin Indosat jadi lebih kuat dengan pemegang saham yang memiliki lebih dari 50% saham," ujarnya dalam siaran pers Qtel, kemarin. Al Thani menambahkan, Qtel akan segera memulai proses penawaran tender 1,315 miliar atau 24,2% saham Indosat seharga Rp 6.416 per saham. Jadi, total nilai tender offer Rp 8,437 triliun.
Soal harga tender offer baru, Al Thani menyatakan bahwa harga ini mengacu aturan baru Bapepam-LK. Intinya, harga tender offer berdasarkan rata-rata harga tertinggi selama 90 hari sebelum transaksi itu rampung. Hitung punya hitung, ketemu angka tender offer Rp 6.416 per saham atau lebih rendah 13% dari janji Qtel kepada publik akhir Juni 2008. Revisi harga tender offer ini memicu sentimen negatif di lantai bursa. Kemarin, harga saham Indosat anjlok 4% ke posisi Rp 4.800 per saham. Padahal, dua hari lalu, saat pemerintah membolehkan Qtel menguasai 65% saham Indosat, harga saham ini melambung 9,9%. Meski demikian, Johny tetap optimistis bisa mencapai target pertumbuhan pendapatan usaha 13%-15%. Optimisme ini didukung oleh target 12 juta pelanggan di akhir tahun nanti. Hingga 30 September 2008, jumlah pelanggan Indosat sudah mencapai 11 juta pelanggan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie