Rabu, IHSG diproyeksi cenderung tertekan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak konsolidasi cenderung tertekan pada perdagangan Rabu (24/8). Iindikator teknikal indeks masih menunjukkan sinyal negatif.

Lanjar Nafi, analis Reliance securities mengatakan, secara teknikal, IHSG terlihat menguat setelah sempat menyentuh support MA25 dan ditutup bertahan pada MA7. Meskipun beberapa indikator masih memberikan signal negatif di antaranya stochastic di mana dead-crossing dan RSI melanjutkan tekanan momentum bearish.

"Sehingga diperkirakan IHSG masih akan terkonsolidasi sedikit tertekan di kisaran 5.340-5.470," kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (23/8).


Pada perdagangan Selasa (23/8), IHSG ditutup terkoreksi 10,03 poin atau 0,18% dilevel 5.417,14. Investor asing terlihat mulai melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 163,18 miliar di pasar reguler.

Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal II-2016 sebesar US$ 323,8 miliar atau tumbuh 6,2% (yoy). Alhasil, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir kuartal II 2016 sebesar 36,8%, sedikit naik dari 36,6% pada akhir kuartal I 2016.

Bursa Asia kembali ditutup bervariasi cenderung tertekan seiring pelemahan harga minyak di tengah kekhawatiran naiknya pengiriman dari Irak dan Nigeria. Naiknya aktifitas sektor manufaktur di Jepang di level 49,6 dari 49,3 di periode sebelumnya tidak mampu menahan aksi jual pada bursa Jepang.

Sedangkan Bursa Eropa dibuka optimistis menyambut naiknya aktifitas sektor jasa di Eropa di atas ekspektasi dan aktifitas sektor manufaktur di Jerman cukup baik.

Sentimen selanjutnya yang akan mempengaruhi pasar, lanjut Lanjar, berasal dari data GDP Jerman, tingkat kepercayaan di Jepang dan persediaan minyak di AS sebagai trigger fluktuasi harga minyak dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini