KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri herbal dan jamu diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pesat, baik di pasar domestik maupun global. Sayangnya peluang itu belum dapat dimanfaatkan maksimal, meskipun Indonesia mempunyai varietas bahan baku untuk produk jamu dan herbal terbesar di dunia. Peluang membajak memonetum sektor industri ini untuk menjadi salah satu primadona di pasar domestik maupun ekspor masih belum optimal. “Ibaratnya, industri herbal dan jamu di Indonesia seperti primadona yang belum dilirik. Industri di sektor ini masih terabaikan oleh berbagai pihak terkait. Saat trend dunia kian mengarah ke produk herbal, industri herbal dan jamu nasional masih belum bisa berkembang sesuai dengan potensi sesungguhnya,” kata Wakil Ketua DPR-RI Kordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel dalam keterangannya, Rabu (16/9). Omset produk herbal dan jamu di pasar global saat ini diperkirakan sudah mencapai sekitar US$ 138,350 miliar. Sekitar 55% diantara produk tersebut berupa obat-obatan herbal (herbal pharmaceuticals), sedangkan sisanya berupa produk herbal functional foods, herbal dietary supplements dan herbal beauty products. Dalam lima tahun ke depan dengan perkiraan pertumbuhan 6,7% per tahun, omzet pasar produk tersebut pada tahun 2026 tersebut diproyeksikan mencapai sekitar US$ 218,940 miliar.
Rachmat Gobel: Industri herbal jadi primadona yang terabaikan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri herbal dan jamu diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pesat, baik di pasar domestik maupun global. Sayangnya peluang itu belum dapat dimanfaatkan maksimal, meskipun Indonesia mempunyai varietas bahan baku untuk produk jamu dan herbal terbesar di dunia. Peluang membajak memonetum sektor industri ini untuk menjadi salah satu primadona di pasar domestik maupun ekspor masih belum optimal. “Ibaratnya, industri herbal dan jamu di Indonesia seperti primadona yang belum dilirik. Industri di sektor ini masih terabaikan oleh berbagai pihak terkait. Saat trend dunia kian mengarah ke produk herbal, industri herbal dan jamu nasional masih belum bisa berkembang sesuai dengan potensi sesungguhnya,” kata Wakil Ketua DPR-RI Kordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel dalam keterangannya, Rabu (16/9). Omset produk herbal dan jamu di pasar global saat ini diperkirakan sudah mencapai sekitar US$ 138,350 miliar. Sekitar 55% diantara produk tersebut berupa obat-obatan herbal (herbal pharmaceuticals), sedangkan sisanya berupa produk herbal functional foods, herbal dietary supplements dan herbal beauty products. Dalam lima tahun ke depan dengan perkiraan pertumbuhan 6,7% per tahun, omzet pasar produk tersebut pada tahun 2026 tersebut diproyeksikan mencapai sekitar US$ 218,940 miliar.