Racik portofolio investasi di kuartal akhir 2015



JAKARTA. Pada kuartal akhir tahun 2015 ini, investor harus siap meracik kembali instrumen investasinya. Lesunya ekonomi Indonesia harus bisa dilihat dari sudut positif untuk kemudian menjadi cuan yang siap digali keuntungannya di masa mendatang.

Prita Ghozie, Chief Financial Planner PT Zapfindo Arzieta Perdana melihat instrumen investasi seperti deposito dan obligasi yang masih paling stabil di kuartal tiga lalu. Ini disebabkan oleh turunnya bursa saham sehingga instrumen pendapatan tetap dan pasar uang menjadi lebih menarik.

“Penyebab belum pulihnya instrumen pasar modal karena tekanan eksternal dari pelemahan pasar global yang besar,” jelas Prita. Secara umum, jika dibandingkan dengan kuartal dua 2015, pasar modal masih belum pulih di kuartal tiga 2015. Keadaan ini lebih disebabkan oleh tertekannya ekonomi China sepanjang kuartal tiga serta tingginya tekanan dari spekulasi kenaikan suku bunga The Fed.

Apalagi menjelang September 2015 lalu, di saat pelaku pasar berfokus menanti rilis keputusan The Fed pada pertemuan FOMC. Keadaan itu menekan aset berisiko lainnya di pasar di luar USD dan safe haven.

Memandang kuartal terakhir 2015, Prita tetap menekankan kepada investor untuk kembali pada tujuan awal dan risiko yang siap ditanggung. Karena hal itu tentunya berbeda antara satu investor dengan yang lainnya. Ini pula yang nantinya akan membedakan keputusan dan langkah investasi yang diambil.

"Namun secara umum, dalam kondisi pasar yang menurun, maka ini adalah saat yang optimal untuk melakukan investasi yang ditujukan untuk jangka panjang," saran Prita.

Pasalnya, investor dapat membeli dengan harga lebih murah. Dia menyarankan, untuk investasi jangka pendek, investor dapat memilih deposito. Sedangkan untuk investasi jangka menengah, investor dapat memilih instrumen ORI atau reksadana obligasi. Terakhir, untuk jangka panjang, disarankan berinvestasi reksadana pasar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie