Racik ulang portofolio, saham properti masih murah



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak fluktuatif. Bulan ini, sentimen dalam negeri yang minim membuat indeks saham tidak cukup bertenaga. Sementara katalis positif berupa laporan keuangan emiten semester pertama 2017 mulai mereda.

Itu sebabnya, kuartal ketiga juga jadi momentum bagi investor meracik portofolio baru. Apalagi, sejumlah emiten punya price earning ratio (PER) menarik. "Dari sektor properti, ada beberapa saham yang masih murah. Ada MDLN, DMAS, BEST," kata Bima Setiaji, Analis NH Korindo Sekuritas, kemarin.

Bima merekomendasikan buy saham MDLN dengan target Rp 520 per saham. Rekomendasi yang sama juga untuk saham BEST dengan target Rp 450 dan DMAS dengan target Rp 300. Pada penutupan transaksi Jumat (4/8), saham MDLN di posisi Rp 272, BEST Rp 300, dan DMAS Rp 204 per saham. "PER ketiga emiten tersebut masih di bawah 10 kali dan secara fundamental sehat," ujar Bima.


Secara sektoral, Bima mencermati, segmen rumah tapak sudah mulai terjadi kenaikan harga properti baru atau primary market sebesar 5,7% month on month (MoM) pada JuniJuli 2017. "Ini yang membuat developer optimistis terhadap penjualan rumah di semester kedua," tuturnya.

Nasib berbeda terjadi pada penjualan apartemen. Sebab, ada kenaikan suplai sebesar 87% quarter on quarter (QoQ) seiring peluncuran apartemen Meikarta milik LPKR.

Secara umum, marketing sales untuk properti residensialturun 10% (YoY). Tapi soal pencapaian target marketing sales, Bima menyatakan, ada perbaikan. Di semester I 2017, rata-rata emiten mencapai target 38% dibanding periode sama 2016 hanya 21%. "Optimisme di sektor ini masih ada," ungkap Bima.

Sementara Analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi masih merekomendasikan buy saham BSDE dengan target Rp 2.350. PER BSDE saat ini sebesar 20,9 kali. "BSDE akan tetap bertahan di tengah stagnasi pertumbuhan sektor. Saat pemulihan terjadi, BSDE akan menjadi penerima benefitnya," tulis Akhmad dalam riset 1 Agustus 2017.

Tapi, Akhmad belum menyimpulkan kinerja separuh tahun sebagai indikasi membaiknya pasar properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini