JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali mengerek naik suku bunga acuan alias BI rate dari 6% menjadi 6,5% di pekan lalu. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan inflasi. Ini tentu mempengaruhi pergerakan pasar finansial termasuk di bursa saham. Bagaimana investor mengatur keranjang portfolio untuk tetap memaksimalkan keuntungan di tengah tekanan kenaikan BI rate seperti sekarang? Direktur Emco Asset Management, Hans Kwee mengatakan obligasi dan properti menjadi instrumen yang harus dihindari di tengah kondisi saat ini. Kenaikan BI rate mendorong kenaikan suku bunga kredit termasuk kredit pemilikan rumah (KPR). Sementara harga obligasi cenderung turun. Menurut Hans, investor bisa memperbesar porsi uang cash untuk deposito dengan alokasi sekitar 70% dari total portfolio. Sedangkan sisanya sekitar 30% bisa dialokasikan ke saham. Investor bisa masuk dan membeli saham apabila indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali turun ke level 4.000-4.300.
Racikan investasi pasca BI Rate naik
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali mengerek naik suku bunga acuan alias BI rate dari 6% menjadi 6,5% di pekan lalu. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan inflasi. Ini tentu mempengaruhi pergerakan pasar finansial termasuk di bursa saham. Bagaimana investor mengatur keranjang portfolio untuk tetap memaksimalkan keuntungan di tengah tekanan kenaikan BI rate seperti sekarang? Direktur Emco Asset Management, Hans Kwee mengatakan obligasi dan properti menjadi instrumen yang harus dihindari di tengah kondisi saat ini. Kenaikan BI rate mendorong kenaikan suku bunga kredit termasuk kredit pemilikan rumah (KPR). Sementara harga obligasi cenderung turun. Menurut Hans, investor bisa memperbesar porsi uang cash untuk deposito dengan alokasi sekitar 70% dari total portfolio. Sedangkan sisanya sekitar 30% bisa dialokasikan ke saham. Investor bisa masuk dan membeli saham apabila indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali turun ke level 4.000-4.300.