KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak yang menurun sejak 2015 hingga 2016 membuat PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) putar otak mencari kontrak-kontrak baru. Tidak hanya di sektor migas, RUIS juga mengincar pekerjaan di sub sektor lainnya seperti pembangkit listrik dan energi baru terbarukan (EBT). Presiden Direktur PT Radiant Utama Interinsco Tbk Sofwan Farisyi mengatakan perseroan memperluas bisnis dari sektor minyak dan gas menjadi perusahaan yang bergerak di sektor energi. Dengan begitu, perseroan berharap bisa mendapat kontrak juga di proyek listrik dan energi baru terbarukan. Dengan strategi tersebut, Sofwan menargetkan perseroan bisa mendapatkan kontrak
on hand sebesar Rp 2,2 triliun hingga akhir tahun. Saat ini perseroan sudah membukukan kontrak
on hand sebesar Rp 2 triliun.
Untuk mencapainya, Sofwan menyebut RUIS tengah mengincar kontrak besar di Proyek Blok Mahakam yang saat ini dioperatori oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Kontrak baru di Blok Mahakam ini menjadi angin segar bagi perusahaan jasa seperti RUIS. Pasalnya Total EP Indonesie yang merupakan kontraktor Blok Mahakam sebelumnya telah menurunkan investasi di blok tersebut di masa akhir kontrak karena tidak mendapatkan kepastian perpanjangan kontrak oleh pemerintah. Namun sejak pemerintah memutuskan Pertamina sebagai operator baru Blok Mahakam per Januari 2018, pekerjaan-pekerjaan jasa migas di Blok Mahakam mulai bergerak kembali. Sofwan menyebut tahun ini ada 10 tender yang akan diadakan oleh PHM untuk Blok Mahakam. Total nilai kontrak dari 10 tender tersebut mencapai Rp 1 triliun. "Kami targetkan dua sampai tiga kontrak kami dapat, tendernya
launch Juli-Agustus," kata Sofwan dalam public expose Kamis (28/6). Selain mengincar kontrak dari tender baru di Blok Mahakam tahun ini, Sofwan juga bilang perseroan berharap bisa mendapatkan kepastian perpanjangan kontrak untuk kapal dredging selama tiga tahun ke depan di Blok Mahakam. Sofwan mengaku pembicaraan perpanjangan kontrak kapal
dredging dengan PHM hampir selesai. "Harusnya kami dapat perpanjangan kontrak
dredging di Mahakam oleh PHM selama tiga tahun ke depan. Hari Selasa kemarin ada negosiasi terakhir," ungkapnya. Selain mengincar proyek di Mahakam, RUIS menargetkan bisa mendapatkan kontrak kapal dredging di proyek-proyek pembangkit listrik PLN. "Kami coba dapatkan proyek sejenis di pembangkit PLN. Kami lihat di sana lebih sustain, listrik terus dibutuhkan," kata Sofwan. RUIS juga coba mengincar proyek panas bumi. Salah satunya proyek panas bumi yang ada di Sulawesi. Namun pengembangan bisnis RUIS di proyek panas bumi masih terkendala tarif listrik panas bumi yang masih rendah. Padahal berinvestasi di proyek panas bumi membutuhkan dana besar dengan tingkat risiko yang cukup tinggi. "Proyek panas bumi yang lain di Sulawesi tapi masih kendala di rate berapa geothermal-nya itu. Geothermal kan cukup mahal investasinya, ada berhasil ada gagal. Tapi kalau berhasil tidak habis-habis," jelasnya. Selain proyek baru di bidang panas bumi, RUIS sejatinyanjuga telah memiliki proyek panas bumi yang telah berjalan yaitu proyek Sorik Marapi Geothermal (SMGP). RUIS memgang 5% saham di proyek tersebut. Proyek ini diproyeksi bisa menghasilkan panas bumi mencapai 240 megawatt (MW). Sejauh ini sudah ada lima sumur yang dibor dan telah terkonfirmasi adanya panaa bumi yang setara 50 mw.
Sofwan bilang tahun ini ditargetkan ada 20 MW yang bisa maauk ke sistem PLN. "Target kami delivery 20 mw tahun ini. Saat ini kami sedang trial dan sudah keluar listrik sekitar 2 mw dalam bentuk uji coba dan diberikan gratis kepada masyarakat. Diharapkan dalam waktu dekat approval dari PLN untuk berikan 20 mw ke masyarakat, diperkirakan Juli-Agustus bisa terlaksana,"imbuhnya. Selain menargetkan bisa menghasilkan listrik pada tahun ini, Sofwan juga bilang perseroan menargetkan tetap bisa mendapatkan pekerjaan konstruksi di proyek panas bumi Sorik Marapi ini. Pekerjaan yang jadi incaran perseroan diantaranya pembangunan pondasi, gardu induk, dan transmisi 20 kv. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi