KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa penunjang industri hulu migas, PT Radiant Utama Interinsco Tbk (
RUIS) telah menyerap
Capital expenditures (capex) atau belanja modal sebesar Rp 11 miliar. Direktur RUIS, Soeharto Nurcahyono mengatakan, untuk proyek yang ditangani saat ini beroperasi di 8 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, terutama di pulau-pulau besar di Sumatera Kalimantan, Jawa, Papua, Sulawesi dengan mengelola sekitar 370 proyek dengan nilai hampir mencapai Rp 6 triliun. "Sementara capex yang telah kami keluarkan untuk mengelola proyek tersebut sebesar Rp 11 miliar," kata Soeharto dalam paparan publik secara virtual, Rabu (28/9).
Soeharto menjelaskan, untuk proyek yang terbesar saat ini mengelola proyek di Pertamina Hulu Rokan di Riau. RUIS mengelola khususnya untuk area bisnis inspeksi dan jasa penunjang operasi.
Baca Juga: Saham RUIS Terbang Seiring Kabar Akuisisi Sorik Marapi Oleh PGEO, Begini Korelasinya Untuk inspeksi, RUIS menitikberatkan pada proyek-proyek yang menggunakan alat-alat inspeksi yang lebih maju dibandingkan sebelumnya yang menggunakan alat-alat konvensional. Sementara untuk pekerjaan jasa penunjang operasi lainnya RUIS lebih menitikberatkan pada jasa
operation maintenance, jasa-jasa pemeliharaan fasilitas di klien yang menunjang kelangsungan operasional klien sehari-hari. "Sementara di tempat lain, kami juga memiliki beberapa portofolio di Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan dan Papua," ujar Soeharto. Soeharto menuturkan, RUIS bergerak di tiga segmen bisnis utama, yakni jasa konstruksi dan kegiatan lepas pantai, jasa penunjang operasi, serta jasa inspeksi dan sertifikasi.
Sementara itu, Direktur Utama RUIS, Sofyan Farisyi menyampaikan pihaknya terlibat lebih banyak dalam proyek-proyek energi keberlanjutan. Sampai saat ini RUIS telah terlibat lebih dari 40 proyek pengembangan energi baru terbarukan di seluruh Indonesia senilai lebih dari Rp 60 miliar. Sofyan bilang, salah satu bisnis RUIS adalah sertifikasi dalam hal pengukuran, keakurasian angka-angka karbon atau emisi yang dihasilkan atau dikeluarkan. Secara tidak langsung, bursa karbon ini akan berdampak ke bisnis RIUS ke depannya. "Karena kami memiliki kerja sama dengan beberapa perusahaan luar negeri yang memiliki pengalaman dalam bisnis sertifikasi karbon," tutup Sofyan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .