Radiant Utama targetkan kontrak baru Rp 2,5 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati industri migas belum pulih benar, PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) pada tahun ini membidik raihan kontrak lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Tahun ini, perusahaan menargetkan raihan kontrak Rp 2,5 triliun, lebih tinggi dari tahun 2017 yang sebesar Rp 1,8 triliun. 

Mona Nazarudin, Sekretaris Perusahaan RUIS menyampaikan secara umum industri migas mulai menunjukkan titik kestabilan yang baru. Namun memang saat ini levelnya lebih rendah ketimbang periode 3-4 tahun sebelumnya.

Kendati selektif mengikuti tender-tender di sektor migas, namun perusahaan berharap pada tahun ini pihaknya bisa mendapatkan kontrak yang lebih besar. Hal ini dengan lebih berfokus pada tender-tender yang memiliki margin keuntungan yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


“Perusahaan berusaha mendapatkan tambahan kontrak sebesar Rp 2,5 triliun dengan startegi mengedepankan kontrak yang memiliki margin keuntungan lebih baik,” ujar Mona kepada KONTAN, Senin (5/3).

Asal tahu saja, sampai akhir 2017 perusahaan memiliki kontrak eksisting sebanyak 180 proyek berjalan. Dari proyek berjalan tersebut memiliki nilai kontrak sekitar Rp 2 triliun, jumlah tersebut akan bertambah bila perusahana berhasil memenangkan kontrak startegis tahun ini.

Dengan penambahan kontrak baru ini, Radiant Utama berharap bisa menggenjot pertumbuhan pendapatan sebesar 20% pada tahun ini.

Selain itu, untuk mencapai target pendapatan ini salah satu upaya yang akan ditempuh adalah dengan melakukan efisiensi biaya berkelanjutan dan menyasar bisnis baru di sektor energi baru dan terbarukan khususnya geothermal dan tenaga surya.

Mona bilang, perusahaan masih akan tetap mengandalkan sektor migas. Namun perusahaan akan secara selektif mengikuti tender dengan margin keuntungan yang lebih baik untuk mendukung target pertumbuhan.

“Perusahaan memproyeksikan pertumbuhan pendapatan di 2018 pada kisaran 15-20% dibandingkan tahun 2017,” ujar Mona kepada KONTAN, Senin (5/3).

Mona bilang, pemangkasan margin untuk tender akan dilakukan untuk tender tertentu yang memiliki prospek pekerjaan yang berkesinambungan dan memiliki resiko yang rendah. Selebihnya untuk migas, perusahaan fokus pada tender dengan margin keuntungan yang baik.

Asal tahu saja, perusahaan telah melakukan program efisiensi berkelanjutan sejak akhir tahun 2014 lalu. Hal ini terlihat dari masih terus turunnya biaya umum operasional dan membaiknya secara umum margin proyek-proyek yang diperoleh perusahaan dan entitas anak.

“Seluruh peluang yang ada untuk melakukan efisiensi biaya, baik untuk proyek maupun penunjang operasional lainnya akan selalu ditindaklanjuti dan diimplementasikan oleh perusahaan,” jelas Mona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi