JAKARTA. Kisruh gula rafinasi ternyata membawa berkah buat gula lokal. Gonjang-ganjing pembatasan impor dan penghentian izin pendirian pabrik rafinasi membuat pamor gula lokal non rafinasi mulai bersinar. Selama ini, gula lokal seperti anak tiri di negeri sendiri.Menurut Arum Sabil, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), sejak kisruh gula rafinasi, gula lokal banyak diburu. Walhasil, harganya mulai merangkak naik. Harga gula lokal di tingkat petani, misalnya, yang semula Rp 4.900 per kilogram (Kg), kini merangkak jadi Rp 5.100 per kg. "Harga ecerannya saat ini rata-rata Rp 6.200 per kg," katanya, Rabu (17/9).Harga itupun, kata Arum, sebetulnya masih di bawah harga eceran ideal sebesar Rp 6.500 per kg sampai Rp 7.200 per kg. Namun, kondisi ini menunjukkan bahwa pasar sudah terbuka untuk si manis lokal.
Rafinasi Kisruh, Harga Gula Lokal Mulai Naik
JAKARTA. Kisruh gula rafinasi ternyata membawa berkah buat gula lokal. Gonjang-ganjing pembatasan impor dan penghentian izin pendirian pabrik rafinasi membuat pamor gula lokal non rafinasi mulai bersinar. Selama ini, gula lokal seperti anak tiri di negeri sendiri.Menurut Arum Sabil, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), sejak kisruh gula rafinasi, gula lokal banyak diburu. Walhasil, harganya mulai merangkak naik. Harga gula lokal di tingkat petani, misalnya, yang semula Rp 4.900 per kilogram (Kg), kini merangkak jadi Rp 5.100 per kg. "Harga ecerannya saat ini rata-rata Rp 6.200 per kg," katanya, Rabu (17/9).Harga itupun, kata Arum, sebetulnya masih di bawah harga eceran ideal sebesar Rp 6.500 per kg sampai Rp 7.200 per kg. Namun, kondisi ini menunjukkan bahwa pasar sudah terbuka untuk si manis lokal.