Ragam katalis negatif bebani rupiah hari ini



JAKARTA. Berbalut jajaran katalis negatif, rupiah harus menelan koreksi di awal pekan. Di pasar spot, Senin (13/2) valuasi rupiah tergelincir 0,09% di level Rp 13.324 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Ini sejalan dengan pelemahan yang terjadi di kurs tengah Bank Indonesia sebesar 0,09% ke level Rp 13.330 per dollar AS.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata menjelaskan ada beberapa katalis yang menyudutkan posisi rupiah. Pertama, reformasi pajak yang dicanangkan oleh Presiden AS Donald Trump kini kembali menjadi sorotan.

Setelah Trump sudah menyiapkan proposal tersebut dan pasar menaruh perhatian besar pada keberlanjutan program tersebut.


"Diduga reformasi pajak tersebut akan menjadi pendorong roda perekonomian AS dan tentunya spekulasi ini mendorong USD melesat lagi," jelas Josua.

Penguatan dollar AS akibat antisipasi ini jelas membebani pergerakan rupiah. Kedua, koreksi yang terjadi pada harga minyak mentah dunia juga menjadi tambahan katalis negatif bagi mata uang berbasis komoditas seperti rupiah.

Belum lagi, pelaku pasar menanti pidato terbaru Gubernur The Fed, Janet Yellen yang akan dihelat pada Selasa (14/2) malam. Pasar menanti kelanjutan sikap Yellen memandang prospek ekonomi AS ke depannya jika kembali hawkish maka dollar AS akan semakin kokoh.

"Data prelim pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal empat 2016 dirilis merosot dari 0,3% menjadi 0,2% tentu ini menekan mata uang kawasan Asia termasuk rupiah," papar Josua.

Sehingga memang wajar rupiah menelan koreksi dalam perdagangannya di awal pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto