KONTAN.CO.ID -  Warren Buffett, investor legendaris, telah mencapai kekayaan fantastis dan konsisten menduduki peringkat salah satu orang terkaya di dunia. Kesuksesannya didasarkan pada strategi investasi yang sangat sukses, salah satunya adalah model "dua daftar".

Pada usia 11 tahun, Buffett mulai berinvestasi di pasar saham dan bahkan mengajukan pajak pertamanya pada usia 13 tahun. Saat remaja, dia mampu menghasilkan pendapatan yang signifikan, bahkan melebihi rata-rata orang dewasa saat itu.

Buffett terus membangun kekayaannya dengan menjual berbagai barang dan dengan usaha lainnya. Ketika berusia 16 tahun, kekayaannya sudah mencapai US$ 53.000.

Baca Juga: Tidak Rumit, Ini 8 Resep yang Bikin Warren Buffett Kaya Raya

Ketika dewasa, Buffett mendirikan perusahaannya sendiri dan berinvestasi di perusahaan dengan nilai yang dianggapnya terlalu rendah. Keuntungannya diinvestasikan kembali, membantu meningkatkan kekayaannya.

Sebagian besar kekayaan Buffett baru terkumpul setelah usianya melewati 50 tahun. Dia mengubah Berkshire Hathaway menjadi konglomerat melalui pendekatan investasi nilai. Saat ini, kekayaannya terkait erat dengan saham dan investasi publik perusahaan tersebut.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan bersih Buffett diperkirakan mencapai US$ 136 miliar, menempatkannya sebagai orang terkaya kedelapan di dunia.

Baca Juga: Warren Buffett, Bill Gates, dan Michael Burry Menyukai Investasi Lahan Pertanian

Buffett menerapkan model "dua daftar" dalam kehidupannya. Dia menugaskan Mike Flint, mantan pilotnya, untuk menetapkan 25 tujuan karir utama. Dari situ, Flint diminta untuk memprioritaskan lima tujuan teratas (Daftar A) dan sisanya (Daftar B).

Buffett menjelaskan bahwa fokus harus diberikan pada Daftar A. Daftar B harus dihindari sepenuhnya sampai lima tujuan teratas dalam Daftar A tercapai. Kemudian, Flint bisa menambahkan tujuan baru dari Daftar B setelah mencapai salah satu tujuan dari Daftar A.

Buffett percaya bahwa strategi "dua daftar" ini penting untuk mencapai kesuksesan sejati, karena membantu fokus pada tujuan yang penting daripada menyebarkan diri terlalu tipis.

Editor: Noverius Laoli