KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) terus menggeber kinerjanya. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA) tersebut berhasil memperoleh kontrak baru sebesar Rp 3,28 triliun hingga Agustus 2021. Kontrak baru tersebut didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 76,13%, kemudian properti sebesar 13,56%, dan energi sebesar 9,36%. WTON terlibat dalam sejumlah proyek besar seperti proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung, proyek Kawasan Industri Terpadu Batang, Tanggul Pengaman Pantai NCICD, hingga Tol Serpong-Balaraja.
Dari segi kinerja keuangan, WTON mengalami penurunan pendapatan usaha sebesar 32,79% (yoy) menjadi Rp 1,25 triliun per semester I-2021. Namun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk WTON naik 3,68% (yoy) menjadi Rp 37,99 miliar. Direktur Utama Wijaya Karya Beton Hadian Pramudita menyampaikan, pihaknya masih melakukan perhitungan terhadap target-target kinerja keuangan maupun kontrak baru sampai akhir tahun 2021.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) bukukan laba bersih Rp 136,10 miliar pada semester I 2021 Hanya memang, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh WTON. Misalnya, tingkat utilisasi pabrik WTON yang sampai semester I-2021 hanya mencapai kisaran 40%. Di semester II-2021, utilisasi pabrik WTON diharapkan meningkat sampai level 75%-60%, sehingga secara keseluruhan tingkat utilisasi pabrik perusahaan tersebut berada di kisaran 60% pada akhir tahun nanti. Selain itu, WTON menghadapi tantangan berupa kenaikan harga bahan baku material pembuatan beton sekitar 10%--15%. Di sisi lain, harga jual beton WTON ke pelanggan tidak bisa naik signifikan. Hal ini tentu akan mempengaruhi profitabilitas emiten tersebut. “Tapi dampak ke profitabilitas ini tidak signifikan. Kami antisipasi dengan meningkatkan efisiensi dan penekanan biaya-biaya di semua lini,” ungkap dia dalam paparan publik virtual, Kamis (9/9). Tak hanya itu, digitalisasi juga telah diterapkan pada hampir seluruh pabrik WTON untuk mendukung peningkatan produktivitas dan menurunkan biaya pengeluaran yang tidak perlu. Ia yakin WTON akan kembali memperoleh kontrak-kontrak baru di sisa tahun ini. Terlebih lagi, permintaan dari sektor infrastruktur dan properti tetap stabil meski Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19. Pihak WTON pun sangat selektif dalam mencari proyek-proyek terbaru. Perusahaan ini sangat menekankan proyek yang sudah jelas pembayarannya. “Ini penting supaya tidak ada proyek kami yang bermasalah,” imbuh Hadian. Lebih lanjut, salah satu strategi jangka panjang WTON adalah penetrasi ke pasar luar negeri melalui tiga tahap yaitu
project management, suplai tenaga kerja, dan investasi.
Baca Juga: Wika Beton (WTON) meraih kontrak baru Rp 2,82 triliun hingga Juli 2021 Terkait hal itu, Direktur Pemasaran dan Pengembangan WTON Kuntjara bilang, pihaknya sudah terlibat dalam proyek di Filipina mengikuti induk usahanya, WIKA. Proyek yang dimaksud adalah pembuatan jalan kereta api.
“Kami juga hendak menggarap proyek sendiri di Filipina terkait perkeretaapian nya langsung. Akhir tahun ini atau awal tahun depan akan ada evaluasinya,” terang dia dalam kesempatan yang sama. Sebagai informasi, WTON saat ini menjadi penguasa industri beton di Indonesia. Di tahun 2020, pangsa pasar WTON dalam industri beton mencapai 40,6% atau meningkat dari tahun 2019 yang berada di level 26,4%. Posisi WTON lebih baik dibandingkan beberapa anak usaha BUMN lain seperti Waskita Precast, Adhi Beton, dan PP Urban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari