KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (
PRAY), yang merupakan holding Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia, resmi melantai di Bursa Saham Indonesia pada Selasa (8/11). Dalam penawaran umum saham perdana atawa
initial public offering (IPO), Famon Awal Bros melepas 302.222.300 saham biasa dengan harga Rp 900 setiap saham. Alhasil, dari aksi korporasi ini, PRAY mendapatkan dana segar mencapai Rp 272 miliar. "Pelaksanaan IPO ini bertujuan untuk pengembangan Primaya Hospital Group yang tengah tumbuh pesat dan berkelanjutan untuk masa depan,"ucap Leona A. Karnali, Direktur dan CEO Primaya Hospital dalam keterangannya, Selasa (8/11).
Sementara itu, sekitar 50% dari dana IPO akan dialokasikan sebagai dana tambahan perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Lalu, sekitar 25% untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang telah ada. Dan sisanya, sekitar 25% akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.
Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham PT Famon Awal Bros Sedaya (PRAY) Melemah 1,1% Leona mengatakan prospek bisnis kesehatan di Indonesia saat ini, terus meningkat, diantaranya adalah rumah sakit, peralatan kesehatan, obat-obatan dan juga asuransi kesehatan. “Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin tinggi, pangsa pasar yang luas dan bertumbuh, memperkuat potensi bisnis rumah sakit yang berperan sebagai ujung tombak sektor kesehatan," jelasnya. Saat ini, ketersediaan fasilitas kesehatan dengan rasio tempat tidur 1,4 per 1000 penduduk masih perlu ditingkatkan, jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah memiliki rasio tempat tidur 4 sampai 13 per 1000 penduduk. Pertumbuhan bisnis rumah sakit juga didukung oleh program pemerintah yang dirancang untuk memperkuat sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Secara strategi, kami mengupayakan tujuh hal utama untuk memacu pertumbuhan, antara lain menyediakan layanan prima yang terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat, menyasar segmentasi yang memiliki pangsa pasar luas, menerapkan standar operasional berbasis teknologi informasi yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien," ucapnya. Ia menambahkan strategi selanjutnya dengan memperkuat hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan, mengembangkan layanan kesehatan lainnya yang mendukung pertumbuhan grup secara berkesinambungan, mempertahankan sumber daya utama yakni dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya melalui lingkungan dan budaya kerja yang positif dan berkualitas. Perseroan optimistis bahwa rekam jejak operasional terpercaya dan pertumbuhan yang konsisten menjadikan Famon Awal Bros bisnis yang menjanjikan.
Menurut Leona dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki Famon Awal Bros seperti lokasi strategis rumah sakit yang tersebar dan terklaster di berbagai wilayah Indonesia, jaringan laboratorium lengkap, didukung dengan teknologi informasi yang tersentralisasi dan berkomitmen mengutamakan mutu dan keselamatan pasien, Famon Awal Bros berpotensi menangkap peluang lebih luas dalam industri kesehatan Tanah Air. Untuk menjangkau kebutuhan kesehatan masyarakat, Primaya Hospital memiliki dan mengoperasikan 15 jaringan rumah sakit yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Semarang, Sukabumi, Makasar, Palangkaraya, dan Pangkal Pinang.
Dengan fondasi yang kokoh, Primaya Hospital Group bertumbuh mulai dari 1 rumah sakit dengan 100 tempat tidur kini menjadi 15 rumah sakit dengan lebih dari 2000 tempat tidur, dan 9 rumah sakit diantaranya diresmikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Primaya Hospital Group menyediakan berbagai layanan kesehatan dengan spesialisasi komprehensif yang mendukung pencepatan pertumbuhan organik. Primaya Hospital Group telah mengantungi akreditasi internasional rumah sakit dari Joint Comission International (JCI) berbasis di Amerika Serikat yang hanya dimiliki oleh 23 dari 3000 rumah sakit di Indonesia, serta mendapatkan akreditasi nasional dari badan akreditasi di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari