Raih untung dari mengolah kulit sapi jadi suvenir



Di tangan sejumlah perajin di Yogyakarta, kulit sapi menjelma menjadi aneka suvenir berupa pembatas buku, kipas tangan, dan gantungan kunci. Motifnya beragam tapi kebanyakan tokoh-tokoh pewayangan. Peminatnya juga datang dari negara tetangga seperti Malaysia.Aneka kerajinan yang terbuat dari kulit sapi semakin punya banyak peminat. Ambil contoh, suvenir pernikahan berupa pembatas buku tokoh-tokoh pewayangan yang terdapat ukiran kalimat.Tengok saja, Elisabet Riani, perajin sekaligus pemilik Rscardsouvenir di daerah Pakualaman, Yogyakarta yang sering kebanjiran pesanan. Ia mengolah kulit sapi menjadi aneka produk suvenir, seperti pembatas buku, kipas, dan gantungan kunci. "Bisnis ini sudah saya tekuni sejak tahun 2001 lalu," ujar Elisabet.Pelanggannya tidak hanya datang dari Yogyakarta dan sekitarnya saja, tapi juga dari Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Setiap kali memesan bisa 100 sampai 2.000 item. Dalam sebulan, jumlah order yang masuk lima sampai tujuh.Tapi, Elisabet tidak melayani pesanan di bawah 100 item karena biaya produksi lebih mahal, kecuali pemesan mau membayar dengan harga lebih mahal. Harga pembatas buku untuk pesanan di atas 100 item mulai Rp 2.200 - Rp 4.000 per buah. Sementara, kipas tangan harganya Rp 3.200 - Rp 4.500 per buah. "Omzet saya bisa Rp 50 juta per bulan," ungkapnya.Saat ini, Elisabet sedang kebanjiran order yang total mencapai belasan ribu item. Karena itu, para pemesan rela menunggu dua bulan untuk mendapatkan pesanan suvenir tersebut.Masih di kota yang sama, Mizmaroch, pemilik Nunu Souvenir, mengatakan, permintaan pembatas buku dari kulit sapi terus meningkat. "Terutama saat bulan pernikahan dan musim liburan, biasanya untuk suvenir," ucap dia.Sebagai gambaran, perempuan 32 tahun ini bisa menjual sekitar 5.000 pieces pembatas buku per bulan. Dari jumlah itu, sekitar 50%-nya dibuat atas keinginan para pelanggan.Mizmaroch bilang, pembatas buku yang ia jual mayoritas bermotif wayang. "Pembeli saya datang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Malaysia dan Brunei, mereka suka motif wayang," katanya.Harga yang ia tawarkan berkisar Rp 2.000 per buah untuk pembatas buku biasa dan Rp 4.000 per buah untuk pembatas buku yang halus. Semakin tipis dan halus, harganya semakin mahal.Rata-rata Mizmaroch bisa mengantongi omzet sebanyak Rp 30 juta per bulan dengan margin keuntungan 20% hingga 30%. "Persaingannya semakin ketat, banyak pemain baru," bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi