Raja Malaysia Menangis Saat Bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Ini Pemicunya



KONTAN.CO.ID - Sebuah surat kabar terkemuka berbahasa Mandarin di Malaysia melaporkan, Sultan Ibrahim Iskandar, raja Malaysia, menangis saat menggelar pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping. 

Hal itu terjadi saat pembicaraan antar keduanya beralih ke mendiang putranya.  

Melansir South China Morning Post yang mengutip Sin Chew Daily, Sultan Ibrahim menangis saat menyebut putranya, yang meninggal pada tahun 2015 di usia 25 tahun setelah berjuang melawan kanker hati. Dia juga berterima kasih kepada Tiongkok atas perannya dalam perawatan medisnya.


Raja Malaysia tiba di Beijing pada hari Kamis untuk kunjungan kenegaraan selama empat hari yang menandai peringatan 50 tahun hubungan bilateral. 

Ini adalah perjalanan pertama ke China oleh seorang raja Malaysia dalam 10 tahun terakhir, dan kunjungan kenegaraan luar negeri pertama Sultan Ibrahim sejak dinobatkan pada bulan Juli.

Dalam monarki konstitusional Malaysia, raja yang bertahta biasanya berganti setiap lima tahun di antara para penguasa sembilan negara bagian Malaysia.

Saat bertemu dengan Xi di Balai Agung Rakyat pada hari Jumat, raja Malaysia berbagi kenangan yang menyentuh hati tentang mendiang putranya, Tunku Abdul Jalil Iskandar Ibrahim, yang telah menerima perawatan di sebuah rumah sakit di China.

Baca Juga: Raja Malaysia Bakal Sambangi China, Hal Ini yang Jadi Incaran

Lahir pada tahun 1990, Tunku Abdul Jalil adalah anak keempat dari enam bersaudara dalam keluarga kerajaan Johor. Ia meraih gelar sarjana di bidang studi zoologi dan konservasi dari Zoological Society of London dan merupakan anggota pertama keluarga kerajaan Johor yang bertugas di kepolisian.

Pada akhir tahun 2014, Tunku Abdul Jalil didiagnosis menderita kanker hati stadium empat. Pada bulan Desember tahun itu, ia menjalani transplantasi hati di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Sun Yat-sen di provinsi Guangdong, China selatan. Meskipun operasinya berhasil, ia meninggal setahun kemudian.

Sultan Ibrahim menyampaikan rasa terima kasihnya kepada China karena telah membantu mendiang pangeran dalam menjalani operasi tersebut.

Menurut laporan surat kabar Malaysia tersebut, Presiden Xi dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, yang juga menghadiri pertemuan tersebut, merasa sangat tersentuh dengan cerita Raja Malaysia.

Sultan Ibrahim juga dilaporkan memiliki hubungan "yang tidak diketahui" antara keluarganya dan Tiongkok. Ia memberi tahu Xi bahwa nenek buyutnya berasal dari provinsi Guangdong dan namanya adalah Huang Yajiao.

"Ini menunjukkan bahwa pemimpin kita memiliki keturunan Tionghoa, dan setelah mendengar ini, Presiden Xi segera memerintahkan pemerintah Tiongkok untuk mencari silsilah keluarga Sultan Ibrahim di Guangdong," kata Sin Chew Daily mengutip pernyataan menteri perumahan dan pemerintah daerah Malaysia, Nga Kor Ming.

Baca Juga: Bersiap Pemogokan Kerja Panjang, Boeing Berhentikan Sementara Ribuan Karyawan

Menurut lembaga penyiaran negara Tiongkok CCTV, Sultan Ibrahim memberi tahu Xi bahwa Malaysia ingin bergandengan tangan dengan China untuk memberikan kontribusi yang konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas Laut China Selatan.

China mengklaim sebagian besar jalur air yang sibuk dan kaya sumber daya itu, sementara Malaysia termasuk di antara beberapa negara regional dengan klaim yang tumpang tindih.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie