JAKARTA. Tak hanya berjualan sapi hidup, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bersiap masuk ke bisnis olahan daging sapi. Mulai tahun ini, RNI akan memproduksi daging olahan seperti bakso. Manajemen menargetkan, produksi daging olahan seberat 600 ton per bulan. Demi memuluskan rencana itu, RNI menggandeng pengelola sebuah rumah potong hewan (RPH) di Nusa Tenggara Barat. Produksi daging olahan dan daging beku milik RNI akan dipasarkan ke wilayah Jawa, seperti Surabaya dan DKI Jakarta. "Kalau dibawa dalam bentuk olahan dan daging, biaya transportasinya tak semahal mengirim sapi hidup," kata Ismed Hasan Putro, Direktur Utama RNI, Senin (28/1). Saat ini, RNI menyiapkan 60.000 ekor sapi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Nantinya, sebanyak 200 ekor sapi akan dipotong setiap hari. Dari jumlah itu, "Sebanyak 20 ton per hari akan kami kirim ke Jawa dan Bali dalam bentuk daging beku dan bakso," kata Ismed.
Rajawali masuk ke bisnis olahan daging sapi
JAKARTA. Tak hanya berjualan sapi hidup, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bersiap masuk ke bisnis olahan daging sapi. Mulai tahun ini, RNI akan memproduksi daging olahan seperti bakso. Manajemen menargetkan, produksi daging olahan seberat 600 ton per bulan. Demi memuluskan rencana itu, RNI menggandeng pengelola sebuah rumah potong hewan (RPH) di Nusa Tenggara Barat. Produksi daging olahan dan daging beku milik RNI akan dipasarkan ke wilayah Jawa, seperti Surabaya dan DKI Jakarta. "Kalau dibawa dalam bentuk olahan dan daging, biaya transportasinya tak semahal mengirim sapi hidup," kata Ismed Hasan Putro, Direktur Utama RNI, Senin (28/1). Saat ini, RNI menyiapkan 60.000 ekor sapi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Nantinya, sebanyak 200 ekor sapi akan dipotong setiap hari. Dari jumlah itu, "Sebanyak 20 ton per hari akan kami kirim ke Jawa dan Bali dalam bentuk daging beku dan bakso," kata Ismed.