KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri gula, farmasi, dan properti, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), tengah mengkaji potensi impor gula mentah sesuai arahan dari rapat koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian. Manajemen RNI memperkirakan potensi impor gula yang bisa mereka lakukan sekitar 6.000 ton - 10.000 ton. Didiek Prasetyo, Direktur Utama PT RNI mengatakan, pihaknya telah diminta menyiapkan perhitungan kapasitas gula impor yang mampu diolah RNI. "Hitungan kami masih di bawah dan enggak sampai 10.000 ton, atau di bawah 6.000 ton, tapi angka pasti masih kami hitung," jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/7). Menurutnya, tujuh pabrik gula yang dimiliki RNI kini tengah sibuk menggiling hasil panen tebu dari periode panen Mei 2018. Kemudian pada Agustus 2018 sudah ada pipeline untuk giling lagi karena bulan tersebut diperkirakan bakal puncak giling.
Rajawali Nusantara kaji impor gula mentah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri gula, farmasi, dan properti, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), tengah mengkaji potensi impor gula mentah sesuai arahan dari rapat koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian. Manajemen RNI memperkirakan potensi impor gula yang bisa mereka lakukan sekitar 6.000 ton - 10.000 ton. Didiek Prasetyo, Direktur Utama PT RNI mengatakan, pihaknya telah diminta menyiapkan perhitungan kapasitas gula impor yang mampu diolah RNI. "Hitungan kami masih di bawah dan enggak sampai 10.000 ton, atau di bawah 6.000 ton, tapi angka pasti masih kami hitung," jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/7). Menurutnya, tujuh pabrik gula yang dimiliki RNI kini tengah sibuk menggiling hasil panen tebu dari periode panen Mei 2018. Kemudian pada Agustus 2018 sudah ada pipeline untuk giling lagi karena bulan tersebut diperkirakan bakal puncak giling.