Rajin bagi dividen, modal BCA tetap kuat



JAKARTA. Besarnya biaya untuk ekspansi tidak membuat Bank Central Asia (BCA) mengurangi upaya untuk memanjakan para investornya. Buktinya, bank yang terafiliasi Grup Djarum ini tetap mempertahankan kebijakan pembagian dividen interim.

Tahun ini BCA berencana membagi dividen interim bernilai Rp 55 per saham atau total Rp 1,3 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang dividen interim tahun lalu yang sebesar Rp 45 per saham atau mencapai Rp 1,23 triliun.

Menurut keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini, BCA akan membayarkan dividen tersebut pada 9 Desember 2015. Harga saham BCA pun sudah disesuaikan dari Rp 12.975 menjadi Rp 13.125.


Seperti tahun-tahun sebelumnya, manajemen BCA pun tak khawatir langkah itu bakal menggerus rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR). "Dengan pembagian dividen interim tahun ini, CAR akan turun sekitar 0,3%. Tapi kan ada profit bulanan yang akan kembali meningkatkan CAR," tutur Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA kepada KONTAN, Minggu (29/11).

Bahkan Jahja yakin, posisi CAR BCA akhir tahun ini akan berada pada level 19%. Proyeksi tersebut pun belum memperhitungkan tambahan modal baru jika BCA melakukan revaluasi aset.

Menurut Jahja, seandainya BCA masih bisa merealisasikan revaluasi aset di tahun ini, maka CAR BCA akan naik lagi menjadi 20%. "Revaluasi aset akan menambah modal kami sebesar Rp 5,7 triliun," tambahnya.

Per September lalu, CAR BCA naik dari level 17,2% menjadi 19,2%. Pertumbuhan CAR BCA sejalan dengan perlambatan kredit yang hanya tumbuh 10,3% dari Rp 330,71 triliun menjadi Rp 346,96 triliun sementara laba bersih naik 9,6% dari Rp 12,19 triliun menjadi Rp 13,37 triliun.

Jahja juga menambahkan, dengan kecukupan modal yang dimiliki, BCA tidak akan terlalu agresif menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan. Jahja menyampaikan, BCA mematok kredit berkisar 10% dari proyeksi tahun ini yang diperkirakan akan tumbuh 12%.

"Kami tidak akan paksakan. Karena jika mengacu tahun ini, harusnya kredit bisa tumbuh 13%-15% menjadi hanya 12% karena banyak kredit yang belum ditarik," ucapnya.

Sebelumnya, Jahja pernah mengatakan, BCA berharap ekonomi dapat bertumbuh lebih baik ke depan. BCA sendiri, kata dia, akan melakukan pengawasan aktif terhadap kualitas aset, penyaluran kredit yang berhati-hati, penguatan posisi permodalan dan pengetatan beban operasional sebagai prioritas utama guna mempertahankan hasil kinerja positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri