JAKARTA. Keinginan pemerintah menciutkan jumlah operator terwujud. Pasca pencabutan lisensi fixed wireless access (FWA) dan dirombaknya frekuensi 800 MHz, yang identik dengan teknologi CDMA, jumlah operator di Indonesia kian menyusut. Maka, Smartfren dan Esia bergabung. Sementara, PT XL Axiata, Tbk (EXCL), operator yang lebih dahulu mengakuisisi AXIS terus berupaya efisiensi. Salah satunya, menjual menara sebanyak 3.500 unit. Dalam proses tender tiga bulan itu, EXCL akhirnya melego menara ke PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Keduanya meneken perjanjian pembelian aset senilai Rp 5,6 triliun. Ini berarti, satu menara EXCL sekitar Rp 1,6 miliar. Hasnul Suhaimi, Direktur Utama EXCL, bilang, penjualan ini strategi pengurangan aset (asset light strategy) agar bisnis kian efisien. Bersamaan itu, EXCL dan SUPR meneken perjanjian sewa menara. EXCL menyewa kembali menara tadi 10 tahun, dengan harga lebih kompetitif. "Kami akan memakai hasil transaksi untuk mengurangi utang," ujar dia, Rabu (1/10).
Rajin efisiensi agar semakin berisi
JAKARTA. Keinginan pemerintah menciutkan jumlah operator terwujud. Pasca pencabutan lisensi fixed wireless access (FWA) dan dirombaknya frekuensi 800 MHz, yang identik dengan teknologi CDMA, jumlah operator di Indonesia kian menyusut. Maka, Smartfren dan Esia bergabung. Sementara, PT XL Axiata, Tbk (EXCL), operator yang lebih dahulu mengakuisisi AXIS terus berupaya efisiensi. Salah satunya, menjual menara sebanyak 3.500 unit. Dalam proses tender tiga bulan itu, EXCL akhirnya melego menara ke PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Keduanya meneken perjanjian pembelian aset senilai Rp 5,6 triliun. Ini berarti, satu menara EXCL sekitar Rp 1,6 miliar. Hasnul Suhaimi, Direktur Utama EXCL, bilang, penjualan ini strategi pengurangan aset (asset light strategy) agar bisnis kian efisien. Bersamaan itu, EXCL dan SUPR meneken perjanjian sewa menara. EXCL menyewa kembali menara tadi 10 tahun, dengan harga lebih kompetitif. "Kami akan memakai hasil transaksi untuk mengurangi utang," ujar dia, Rabu (1/10).