LONDON. Harga komoditas yang merosot membuat perusahaan pertambangan pusing. Sebab, perusahaan memiliki kewajiban membayar dividen selangit kepada investor. Saat rapor kinerja merah, perusahaan berniat memburu utang demi memenuhi kewajiban dividen. BHP Billiton Ltd dan Rio Tinto Group merupakan dua raksasa pertambangan yang terpaksa berutang untuk membayar dividen. Richard Knights, analis LiberumCapital menghitung, mengacu harga minyak saat ini, BHP kekurangan dana US$ 5,4 miliar dari total estimasi dividen sebesar US$ 6,6 miliar. Tak jauh berbeda, Rio Tinto kekurangan bujet US$ 1 miliar agar bisa memenuhi kewajiban dividen tahun 2015. "Karena langkah buyback saham tidak akan menyenangkan investor," ujar Knights seperti dikutip Bloomberg, Senin (8/12).
Raksasa pertambangan berutang demi dividen
LONDON. Harga komoditas yang merosot membuat perusahaan pertambangan pusing. Sebab, perusahaan memiliki kewajiban membayar dividen selangit kepada investor. Saat rapor kinerja merah, perusahaan berniat memburu utang demi memenuhi kewajiban dividen. BHP Billiton Ltd dan Rio Tinto Group merupakan dua raksasa pertambangan yang terpaksa berutang untuk membayar dividen. Richard Knights, analis LiberumCapital menghitung, mengacu harga minyak saat ini, BHP kekurangan dana US$ 5,4 miliar dari total estimasi dividen sebesar US$ 6,6 miliar. Tak jauh berbeda, Rio Tinto kekurangan bujet US$ 1 miliar agar bisa memenuhi kewajiban dividen tahun 2015. "Karena langkah buyback saham tidak akan menyenangkan investor," ujar Knights seperti dikutip Bloomberg, Senin (8/12).