JAKARTA. Melemahnya daya beli masyarakat menahan kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (
RALS). Meski penjualan melambat, Ramayana tetap berencana menambah gerai supermarket SPAR. Wajar kinerja Ramayana tertekan. Target konsumen Ramayana mayoritas adalah masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Analis RHB OSK Securities Herman Tjahjadi dalam riset 3 Agustus 2015 menuturkan, masyarakat kelas menengah ke bawah paling terpukul di tengah perlambatan ekonomi. Mengacu laporan keuangan semester I-2015, Ramayana mencetak pendapatan Rp 2,53 triliun, turun 4,89% dari pendapatan semester I-2014 yang sebesar Rp 2,66 triliun.
Andre Suntono, Analis Buana Capital, mengatakan, begitu ekonomi terangkat, masyarakat akan mendahulukan konsumsinya pada kebutuhan pokok seperti makanan dan pakaian. Faktor musiman juga dapat mengerek penjualan Ramayana. Andre memaparkan, penjualan Ramayana biasanya mencapai fase tertinggi saat musim lebaran. Apalagi belakangan manajemen Ramayana mempertahankan harga jual rata-rata mengingat daya beli masyarakat yang melemah. "Keputusan manajemen mempertahankan harga jual, ditambah faktor musim Lebaran membuat penjualan Ramayana secara month on month tumbuh sekitar 42% pada Juni 2015," jelas Andre kepada KONTAN, kemarin (9/9). Di sisi lain, pada semester I-2015 same store sales growth (SSSG) Ramayana turun 1,2%. Herman memprediksi, SSSG Ramayana pasca lebaran akan kembali menurun. Memang saat ini hampir semua pebisnis ritel menghadapi masalah penurunan SSSG. Tapi, analis memprediksi SSSG Ramayana akan lebih lama pulih, terutama bila harga komoditas tak kunjung membaik. Meski kinerja melambat, Ramayana ingin tetap ekspansif. Emiten dengan kode saham RALS ini berencana menambah gerai supermarket SPAR menjadi 25 gerai hingga akhir tahun 2015. Direktur Ramayana Setyadi Surya mengatakan, skema penambahan gerai adalah dengan melakukan upgrade pada 17 supermarket Robinson. Saat ini, Ramayana memiliki delapan gerai SPAR. Setyadi mengungkapkan, kondisi ekonomi memang belum membaik. "Makannya cara upgrade lebih baik ketimbang membangun lokasi baru yang harus menyiapkan investasi tanah dan bangunan baru, karena tidak membutuhkan biaya besar," kata Setyadi kepada KONTAN. Menurut Setyadi, dana untuk upgrade gerai sekitar Rp 2 juta per meter persegi. Dana untuk ekspansi tersebut berasal dari kas internal perusahaan.
Andre menilai, belanja modal Ramayana tahun ini yang sekitar Rp 350 miliar dapat menopang ekspansi tersebut. Ditambah, dari segi keuangan Ramayana tergolong sehat. Analis memprediksi gerai SPAR akan berkontribusi sekitar 4,29% pada total pendapatan Ramayana tahun ini. Andre menghitung pendapatan Ramayana tahun ini akan susut 1,01%. Kemudian, laba bersih akan turun 5,78%. Andre merekomendasikan sell saham RALS dengan target harga Rp 605 per saham. Herman merekomendasikan sell dengan target harga Rp 640 per saham. Permada Darmono, Analis HSBC, merekomendasikan hold dengan target harga Rp 665 per saham. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto