JAKARTA. Ramadan membawa berkah bagi emiten konsumer dan farmasi. Begitu pun PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Emiten farmasi ini mencatatkan kenaikan penjualan menjelang Idul Fitri. Pada bulan puasa kali ini, penjualan KLBF naik berkisar 5%-7% ketimbang bulan lain. "Bulan puasa bulan yang baik. Penjualan kami lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar Vidjongtius, Direktur Keuangan KLBF, Selasa (7/7) malam. Vidjongtius berharap kinerja KLBF selama kuartal kedua tahun ini bisa lebih baik ketimbang perkiraan awal. Dengan tren penjualan yang cukup positif, manajemen KLBF optimistis nilai penjualan akan membaik pada kuartal ketiga dan kuartal keempat.
Vidjongtius menyadari kondisi makroekonomi pada tahun ini cukup menantang. Sebagai dampak perlambatan ekonomi, daya beli masyarakat pun turut melemah. Meski demikian, dia masih meyakini adanya program dan terobosan pemerintah yang mampu mendongkrak daya beli. Di sisi lain, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga turut membebani kinerja Kalbe Farma. Vidjongtius menyebutkan, setiap nilai tukar rupiah melemah 10%, biaya produksi kesehatan KLBF meningkat sebesar 3,5%. Dengan tren pelemahan nilai tukar rupiah saat ini, maka biaya produksi KLBF telah membengkak sekitar 3%.