Ramadan dan Lebaran, transaksi kirim uang luar negeri BNI diproyeksi tumbuh 25%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume transaksi bisnis remitansi atau jasa kirim uang ke luar negeri diproyeksikan akan terus meningkat pada masa Ramadan dan Lebaran tahun ini. Banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mengirimkan uang ke Indonesia disinyalir jadi pendorong.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat, berdasarkan historis transaksi akan ada lonjakan transaksi remitansi 20% hingga 25% dari rata-rata transaksi bulanan pada Ramadan dan Lebaran.

Henry Panjaitan, GM Internasional BNI mengatakan, sampai dengan bulan April 2018, dari jumlah slip remittance BNI telah tumbuh hingga 42,5% yoy dan dari sisi volume naik 18,1%.


Adapun rincian transaksi yang terjadi yakni jumlah incoming transfer mencapai 1,4 juta slip atau tumbuh 45% dari April 2017 sebesar 987.000 slip. Sedangkan volume transaksi mencapai US$ 11,8 miliar, tumbuh 22,9% yoy dari tahun 2017 sebesar US$ 9,7 miliar.

Jumlah outgoing transfer sampai dengan April 2018 mencapai 110.000 transaksi tumbuh 10,2% yoy dari tahun 2017 sebesar 99.800 transaksi. Sedangkan volume transaksi April 2018 mencapai US$ 13,7 miliar tumbuh 14,1% yoy dibanding tahun 2017 sebesar US$ 12 miliar.

“Pada bulan Ramadan dan Lebaran secara historical akan ada pertumbuhan transaksi sekitar 20% sampai 25% dari rata-rata transaksi bulanan,” jelas Henry saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (25/5).

Potensi TKI di luar negeri sangat besar untuk terus meningkatkan jasa kirim uang ini, lantaran di momen hari raya, kebutuhan akan meningkat sehingga pergerakan dana akan semakin masif.

Adapun, bisnis remitansi BNI tumbuh berkat inovasi fitur dan layanan pada incoming serta outgoing transfer. Tahun ini, BNI akan mendigitalisasi transaksi incoming remitansi melaui MoRe atau aplikasi mobile remitansi yang akan dimulai di Singapura.

Peningkatan kinerja bisnis remitansi BNI tahun lalu menunjukkan peningkatan kepercayaan nasabah BNI yang terdiri dari segmen korporasi maupun personal, terutama untuk pekerja migran Indonesia (PMI) untuk bertransaksi melalui BNI baik transaksi outgoing maupun incoming transfer.

Peningkatan transaksi bisnis remitansi di tahun 2017 ditopang oleh beberapa faktor, di antaranya dengan penambahan kerja sama oleh perusahaan remitansi di luar negeri dan perusahaan pemilik izin kegiatan usaha pengiriman uang (KUPU) di dalam negeri.

Upgrade fitur dan sistem BNI Smart Remittance secara host to host maupun web based. Peningkatan customer based PMI dengan inovasi pembukaan rekening melalui e-form serta optimalisasi agen 46, rumah edukasi BNI dan rumah desmigratif atau desa migran produktif di kantong-kantong PMI. Serta Ssnergi unit bisnis BNI dalam peningkatan transaksi outgoing dan incoming transfer dari debitur dan nasabah BNI

Catatan saja, untuk bisnis remitansi BNI, tercatat tumbuh 18,8% yoy per akhir April 2018 menjadi Rp 61,7 triliun. Pada akhir 2018, bank berlogo 46 ini menarget fee dari bisnis remitansi dapat tumbuh 18% yoy menjadi Rp 183 miliar. Sementara hingga kuartal I 2018, fee dari bisnis remitansi sudah sebesar Rp 50 miliar, tumbuh 12% yoy dari tahun lalu sebesar Rp 45 miliar.

Ke depannya, BNI akan memanfaatkan teknologi blockchain untuk meningkatkan kinerja bisnis perbankan untuk produk trade finance dan jasa pengiriman uang ke luar negeri alias remitansi. Saat ini, BNI merupakan perbankan pertama di Indonesia yang akan menerapkan teknologi blockchain.

Diharapkan teknologi blockchain ini dapat meningkatkan transaksi dan pendapatan BNI secara signifikan, khususnya pada transaksi trade finance dan remittance serta menjadi solusi perbankan di tengah persaingan era digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat