Ramadan Datang, Roda Ekonomi Berputar Kencang



KONTAN.CO.ID - KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bulan Ramadan telah datang. Tak hanya dinantikan oleh umat muslim, Ramadan juga ditunggu-tunggu para pelaku ekonomi. Terang saja, perputaran uang selama Ramadan mendongkrak pertumbuhan ekonomi khususnya pada kuartal I dan II tahun ini.

Momentum Ramadan dan Lebaran menjadi pendorong utama naiknya belanja masyarakat. Konsumsi rumah tangga meningkat sehingga roda ekonomi berputar lebih kencang. Pergerakan ekonomi sepanjang Ramadan dan Lebaran bergulir ke berbagai sektor. Mulai dari barang-barang kebutuhan pokok, jasa, transportasi, pariwisata, makanan minuman sampai manufaktur.

Terlebih lagi, momen Lebaran tahun ini sudah tidak ada PPKM, artinya mobilitas masyarakat sudah jauh bergeliat serta restriksi di daerah-daerah juga sudah jauh berkurang sehingga memberikan dampak pemulihan ekonomi yang lebih besar.


Sebagai gambaran, Bank Indonesia (BI) telah mulai melakukan front loading uang tunai senilai Rp 197,6 triliun untuk periode Ramadan dan Idul Fitri 2024. Jumlah tersebut meningkat 4,65%, bila dibandingkan dengan realisasi peredaran uang pada Ramadan dan Idul Fitri 2023 yang sekitar Rp 189 triliun. 

Meski meningkat, tetapi pertumbuhan uang tunai pada periode Ramadan dan Idul Fitri pada tahun ini lebih rendah dari realisasi pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 4,8% year on year (YoY). Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan tersebut seiring dengan akseptasi digital yang juga meningkat. 

“Jadi untuk persentase peningkatan tersebut memang sudah kami perkirakan. Kami pertimbangkan, jadi kenaikan uang yang disiapkan pada tahun ini naik sekitar 4,65%,” terang Doni.

Baca Juga: Buah-Buahan yang Pas Dikonsumsi saat Buka Puasa Selain Kurma yang Baik Buat Tubuh

Dampak Kenaikan Harga Pangan dan Energi

Hanya saja, laju ekonomi periode Ramadan dan Lebaran tahun ini terancam tertahan, bahkan melambat. Kombinasi kenaikan harga pangan hingga ancaman kenaikan harga energi, jadi pangkal persoalannya. Ekonomi saat momentum bulan puasa dan Lebaran biasanya mencetak pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun berjalan. Tapi dua tahun terakhir, laju pertumbuhannya melambat.

Tahun 2021, ekonomi saat puasa dan Lebaran yang jatuh pada kuartal kedua masih bisa tumbuh 7,07% secara tahunan atau YoY. Tapi laju ekonomi di kuartal II-2022 melambat menjadi 5,44%, dan 5,17% pada kuartal II-2023.

Tahun lalu, peredaran uang selama Ramadan di bulan Maret sekitar Rp 8.293,6 triliun, tumbuh 6,2% YoY Sementara peredaran uang saat Lebaran yang jatuh pada April, tercatat Rp 8.350,4 triliun, melambat 5,5% YoY.

Bukan tidak mungkin, kendati  ada momentum pemilihan umum (pemilu), ekonomi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini makin melambat karena  lonjakan harga pangan. Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memperkirakan, perputaran uang selama puasa dan Lebaran tahun ini tidak setinggi tahun sebelumnya, meski tetap lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lain.

"Kenaikan harga sebenarnya juga terjadi di tahun-tahun yang lalu, namun konsumsi juga tetap tinggi. Maka inflasi terdorong juga dari sisi permintaan," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (1/3).

Namun, kenaikan harga pangan tahun ini sudah menanjak sejak awal tahun. Artinya, kenaikan harga terjadi sebelum Ramadan.

Meski begitu, Huda memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2023 masih berada di angka 5%. Sedikit banyak didorong  momentum pemilu yang berefek ke konsumsi rumahtangga.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal melihat, ada perlambatan pertumbuhan perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Penyebabnya, pertama, pertumbuhan belanja mengalami perlambatan sebelum ada lonjakan harga beras.

Tren tersebut utamanya terjadi pada segmen masyarakat kelas menengah. "Ini tampak dari pertumbuhan penjualan ritel yang melambat, dan ini tidak lepas dari pendapatan masyarakat yang terpengaruh juga oleh perlambatan ekonomi," ungkap Faisal. 

Kedua, biaya hidup yang meningkat, sejalan dengan kenaikan harga sejumlah bahan pangan.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky optimistis, perputaran uang selama periode Ramadan dan Idul Fitri tahun ini masih akan naik. Sebab, jika harga-harga naik, duit yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok juga ikut naik. "Justru uang beredar semakin naik," kata Reifky. 

Namun Riefky belum bisa memperkirakan, seberapa besar momentum puasa dan Lebaran akan mendorong perekonomian domestik. Yang jelas, biasanya, bakal meningkatkan konsumsi masyarakat menjadi lebih besar dari bulan-bulan lainnya. Dan muaranya adalah, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.   

Industri E-Commerce Bersolek

Tingginya antusiasme masyarakat untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan membuka kesempatan bagi pemain e-commerce untuk meningkatkan daya tariknya. Tak heran, jika mereka berlomba menyiapkan aneka program guna memenuhi kebutuhan belanja online selama Ramadan.

Seperti dilakukan Shopee yang menyiapkan program Big Ramadan Sale 2024. Lewat program itu, Shopee menawarkan aneka promo yang berlangsung mulai 4 Maret hingga 11 April 2024.  

Monica Vionna, Director of Marketing Growth Shopee mengatakan, untuk menyemarakkan Ramadan ini pihaknya telah menyiapkan berbagai program untuk menarik konsumen sebanyak mungkin.

Program promo itu mulai dari tawaran diskon hingga 50%, gratis ongkos pengiriman, dan program promosi tunjangan hari raya (THR) dengan total hadiah hingga senilai Rp 10 miliar. Lewat program gratis ongkir, misalnya, pengguna bisa mendapatkan gratis ongkir tanpa minimum belanja setiap hari selama kampanye berlangsung.

Selain itu, ada pula Shopee Mudik Sale yang menawarkan potongan harga tiket pesawat hingga Rp 3 juta. Program ini juga menawarkan diskon hingga Rp 300.000 untuk pemesanan tiket kereta dan hotel dari mitra bank yang bekerja sama.

"Shopee excited sekali untuk Ramadan kali ini. Kampanye ini hadir sebagai pintu akses berbagai kebutuhan dengan membawa kemudahan dan kepraktisan berbelanja," kata Monica.

Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berpuasa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Lewat aneka program promo itu, Shopee membidik peningkatan transaksi hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasa. Menurut Monica, produk fesyen Lebaran paling banyak dicari selama Ramadan berlangsung.

"Fesyen untuk kebutuhan Lebaran menjadi produk paling menjanjikan, untuk Ramadan kali ini kami berharap transaksinya melebihi tahun 2023 lalu. Sudah ada peningkatan transaksi menjelang Ramadan ini melalui promo 3.3 bulan ini," jelasnya.

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga membidik lonjakan transaksi selama Ramadan. Entitas Grup Emtek ini mengaku, saat Ramadan tahun lalu mengalami kenaikan transaksi hingga tiga kali lipat dari hari biasa.

AVP of Media and Communications Bukalapak, Fairuza Ahmad Iqbal memproyeksikan, peningkatan transaksi pada Ramadan tahun ini akan sama dengan tahun lalu, yakni di kisaran dua hingga tiga kali lipat. Produk yang paling banyak dicari adalah fesyen anak, otomotif, busana muslim, dan perlengkapan shalat.

Nah, untuk memaksimalkan transaksi selama bulan puasa, BUKA telah menyiapkan program promo bertajuk "RamaikanRamadan". Program tersebut menawarkan sejumlah promo menarik. Antara lain FlashDeal harga spesial, dan beberapa program giveaway voucher belanja di sosial media.

 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .