KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya permintaan konsumsi selama Ramadan, rupanya jadi berkah tersendiri bagi emiten produsen ayam Tanah Air. Sebut saja kedua perseroan tersebut adalah PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA). Saat memasuki bulan puasa dan Lebaran, tingkat konsumsi masyarakat lebih tinggi dibanding hari biasa, terutama konsumsi bahan makanan. Tak heran kalau kenaikan harga sulit dihindari. Harga daging umumnya naik cukup tinggi, baik itu daging sapi maupun daging ayam. Khusus untuk ayam, terkadang kenaikannya sudah mulai terjadi sebulan sebelum puasa hingga nanti Lebaran. Hal ini tentunya memberi dampak positif bagi produsen ayam seperti CPIN dan JPFA.
Analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi menilai, pada kuartal II-2018 sudah terjadi kenaikan harga ayam broiler. Kenaikan harga sepanjang Ramadan biasanya memberi kontribusi terbesar selama satu tahun, sekitar 31% terhadap total profitabilitas kedua perusahaan ini sepanjang setahun. ''Permintaan terhadap ayam biasanya sudah mulai naik mendekati puasa, sehingga akan diikuti dengan kenaikan harga,'' kata Michael, Kamis (24/5). Pada kuartal I-2018, Japfa telah meningkatkan produksi DOC lebih dari 20%, sehingga mendukung kenaikan volume penjualan pakan sebesar 14,5% dan penjualan ayam pedaging yang naik 30%. "Sehingga, Japfa mampu merebut pangsa pasar pesaingnya Charoen," kata Analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi, Kamis (24/5). Sedangkan pesaingnya, Charoen hanya membukukan kenaikan volume penjualan pakan sebesar 4,2%, dengan volume penjualan DOC naik 2,5% pada kuartal I-2018, dibanding periode yang sama tahun lalu. Kinerja positif yang dibukukan Japfa, tentunya berpengaruh terhadap penjualan selama Ramadhan ini dengan kenaikan produksi DOC yang telah dilakukan sejak kuartal I-2018. Bahana menilai kinerja kedua produsen ayam ini akan lebih baik dibanding tahun lalu akibat kenaikan permintaan dan harga selama Ramadan serta ketersediaan jagung lokal untuk pakan. Makanya, Bahana Sekuritas menaikkan proyeksi target harga dan perkiraan kinerja untuk Japfa dan Charoen 2018. Untuk Japfa, Bahana Sekuritas merekomendasikan investor untuk beli, dengan target harga Rp 2.000 per saham, naik dari target harga sebelumnya Rp 1.750 per lembar. ''Valuasi harga Japfa lebih murah dan prospek kinerjanya lebih bagus dibanding Charoen,'' jelas Michael.
Pendapatan perusahaan berkode saham JPFA ini diperkirakan naik menjadi Rp 33,76 triliun pada akhir 2018. Prediksi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelumnya Rp 32,1 triliun. Laba bersih diperkirakan akan naik menjadi Rp 1,6 triliun, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 1,43 triliun. Sedangkan untuk Charoen, Bahana Sekuritas merekomendasikan untuk tahan, dengan target harga Rp 3.580 per saham, naik dari target sebelumnya Rp 3.520 per saham. Bahana menilai, valuasi harga sudah kemahalan dan prospek kinerja tidak sebaik Japfa. Pendapatan perusahaan berkode saham CPIN ini diperkirakan turun menjadi Rp 54,44 triliun, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 55,33 triliun. Namun, laba bersih diperkirakan naik menjadi Rp 3,46 triliun, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 3,4 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati