Ramai penebusan polis, jumlah tertanggung asuransi jiwa menyusut 17,8% di tahun lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah nasabah asuransi jiwa mengalami penurunan di sepanjang tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh kondisi pasar modal yang belum stabil dan banyaknya masyarakat mengambil klaim surrender.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan, jumlah nasabah asuransi jiwa atau disebut dengan tertanggung mengalami penyusutan sebesar 17,8% menjadi 53,86 juta orang. Padahal tahun sebelumnya, jumlah tertanggung masih mencapai 65,53 juta orang.

Perlambatan ini dipengaruhi oleh total tertanggung kumpulan yang turun signifikan yaitu sebesar 23,3% menjadi 36,06 juta orang, sementara total tertanggung perorangan juga turut melambat 3,8% menjadi 17,79 juta orang.


Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu membenarkan bahwa penurunan jumlah tertanggung perorangan maupun kumpulan disebabkan kondisi pasar yang belum stabil.

“Di antaranya pada tahun 2018 merupakan tahun penuh tantangan dengan adanya perang dagang dan pelemahan nilai tukar yang menyebabkan pemegang polis bersikap wait and see,” kata Togar kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).

Dengan kondisi tersebut banyak nasabah mengajukan klaim tebus surrender, yaitu pembatalan polis sebelum masa perjanjian asuransi selesai. Mereka kemudian mencairkan dana tunai (surrender) dari polis untuk kebutuhan sehari-hari dengan mengambil uang setoran asuransi.

Diketahui, klaim nilai surrender pada tahun lalu melambat 0,5% menjadi Rp 66,93 triliun. Walaupun begitu klaim ini memiliki porsi terbesar dalam pembayaran klaim dan manfaat yaitu sebesar 55,9%.

Sementara faktor lainnya, di mana ada beberapa perusahaan asuransi jiwa sedang melakukan konsolidasi bisnisnya sehingga penjualan polis menurun. Maka untuk mengurangi surrender, asosiasi gencar mengedukasi masyarakat dan pemasar polis, yang diharapkan makin banyak masyarakat untuk sadar berasuransi.

Meski secara industri menurun, tapi sejumlah pemain asuransi jiwa tetap mencatatkan pertumbuhan positif, seperti PT BNI Life Insurance (BNI Life). Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan, jumlah tertanggung perusahaan per Januari 2019 mencapai 2 juta orang atau meningkat 5% secara year on year (yoy).

“Kenaikan ini sesuai dengan target total premi bruto yang lebih tinggi dari periode yang sama di tahun lalu,” ungkapnya.

Dengan pencapaian tersebut, perusahaan tidak mempunyai target khusus terkait jumlah tertanggung yang dibidik tahun ini. Yang pasti, perusahaan fokus untuk menyiapkan strategi demi meningkatkan pendapatan perusahaan.

Sementara pemain lain, PT FWD Life Indonesia (FWD Life) mencatatkan jumlah tertanggung sebesar 500 ribu orang pada tahun lalu. Wakil Presiden Direktur FWD Life Rudi Kamdani mengaku akan memaksimalkan jalur distribusi termasuk melakukan inovasi produk serta mengkombinasikan pemasaran secara online dan offlline demi meningkatkan jumlah nasabah.

“Jumlah tertanggung tidak menjadi tujuang kami. Yang paling penting adalah masyarakat bisa memiliki pillihan asuransi yang diperoleh dengan mudah. Contohnya asuransi kecelakaan diri dengan jangka waktu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi