Ramai-ramai dukung lockdown demi pemulihan ekonomi yang lebih cepat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak corona virus disease 2019 atau Covid-19 terhadap perekonomian semakin terasa. Konsumsi rumah tangga sebagai penopang produk domestik bruto (PDB) kian ciut, lantaran aktifitas masyarakat dalam dua minggu ke belakang melandai. Kendati begitu, lockdown perlu dilakukan pemerintah agar pertumbuhan ekonomi cepat pulih.

Ekonom Senior Faisal Basri mengatakan semakin cepat lockdown dilaksanakan membuat penyebaran Covid-19 bisa dibatasi. Meski demikian, Faisal tidak memungkiri bila lockdown, terjadi supply dan demand shock. Makanya dibutuhkan peran pemerintah dalam menggelontorkan kebijakan fiskal yang akomodatif dan mendukung kebijakan moneter.

Alhasil, harapannya pasca lockdown, konsumsi masyarakat dapat cepat pulih. Dus, investasi khususnya portofolio bisa mengumpulkan capital inflow kembali. Karenanya, ini bisa memulihkan kepercayaan masyarakat dan investor kepada negara dalam menangani Covid-19.


Baca Juga: Polda Metro Jaya Mulai persiapkan penutupan akses jalan dari dan menuju Jakarta

“Mau tidak mau menghadapi resesi, tapi rebound cepat. Lebih baik pahit dalam jangka pendek, tapi ceria menengah-panjang,” kata Faisal, Jumat (27/3).

Menurutnya, lockdown bisa dijalankan dalam kurung waktu minimal satu pekan atau maksimal satu bulan. Dengan demikian hasilnya bisa lebih dihitung. 

“kalau lockdown kita ikut timeline-nya virus, jangan malah buat sendiri,” ujarnya.

Dari sisi fiskal realokasi anggaran pemerintah pusat dan daerah dinilai sudah tepat. Namun, Faisal menegaskan fokus pemerintah baik material maupun non-material, seharusnya hanya kepada Covid-19. 

Karenanya proyek pembangunan besar seperti pembangunan ibu kota baru perlu dihentikan. Cara ini juga sempat dilakukan pada krisis di tahun 1998.

Sayangnya konsekuensi pertumbuhan ekonomi diramal memang akan meleset, Faisal bilang tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa di level 2%. Namun, lockdown menjanjikan recovery lebih cepat. 

Baca Juga: Ini sejumlah wilayah di Indonesia yang terapkan lockdown lokal

“Bank Indonesia masih prediksi (PDB) 4%, bagaimana hitungannya? ini tidak sensitif terhadap virus corona,” ucap Faisal.

Di sisi lain, Ekonom Senior Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Eric Sugandi lebih setuju lockdown selama dua pekan di Jabodetabek. Karena social distancing belum berhasil hentikan wabah. 

Eric melihat, malah saat ini masyarakat dari Jabodetabek banyak yang melakukan perjalanan mudik ke kampung padahal belum Idul Fitri. Sehingga, potensi penyebaran Covid-19 makin tinggi.

Kata Eric, waktu dua minggu ini didasarkan pada rata-rata jangka waktu inkubasi Covid-19. “Memang perlu biaya, kalau lebih panjang lockdown-nya biaya yang mesti dikeluarkan pemerintah untuk tanggung kebutuhan kelas menengah ke bawah makin besar,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Sabtu (28/3).

Meski demikian, IKS masih optimistis ekonomi Indonesia akan tumbuh di level 4,3% pada 2020, dengan asumsi wabah covid akan berhenti sebelum akhir kuartal II-2020. Namun, PDB bisa di level 2,5% jika wabah Covid-19 terus berlanjut melewati akhir kuartal II-2020 dan akhirnya diambil langkah lockdown di triwulan III-2020, sementara, posisi harga rata-rata minyak global US$ 30 per barel kurs rupiah Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Eric meramal, tanpa lockdown, perekonomian Indonesia berisiko tumbuh di bawah 2%. Bahkan bisa terkontraksi jika Covid-19 mengganggu stabilitas politik dan keamanan. “Asumsinya kalau wabah terus meluas dan tidak berhenti sampai akhir tahun,” kata dia.

Namun, tanpa lockdown, perekonomian Indonesia berisiko tumbuh di bawah 2%. Bahkan bisa terkontraksi jika Covid-19 mengganggu stabilitas politik dan keamanan. “Asumsinya kalau wabah terus meluas dan tidak berhenti sampai akhir tahun,” kata dia.

Untuk itu Eric mendukung agar pemerintah secepatnya melakukan lockdown. Yang terpenting, pemerintah harus bersinergi antara kementerian. Dalam situasi pandemik ini, peran Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Polhukam) sangat menentukan agar kejadian di 1998 tidak terulang. 

Kemenko Polhukam seyogyanya turut berkaitan mengurus ketersediaan sembako hingga ke tangan masyarakat.

Sejalan, Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menambahkan, ketika lockdown dilakukan, pemerintah hendaknya menjamin ketersediaan logistik dan memberikan bantuan kepada kelompok miskin yang kehilangan pekerjaan. Ini berguna menjaga konsumsi masyarakat kalangan bawah. 

“Kesehatan dan keselamatan masyarakat harus ditempatkan di urutan prioritas utama. Menyelamatkan ekonomi baru bisa dilakukan ketika wabah sudah berakhir,” kata Piter kepada Kontan.co.id, Sabtu (28/3).

Prediksi Core, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 akan berada di kisaran minus 2% sampai dengan 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi