Ramai-ramai kerek harga batubara di tahun depan



JAKARTA. Para produsen batubara optimistis menghadapi tahun depan. Pasalnya harga batubara pada November ini sudah mencapai US$ 84 per ton. Namun, produsen harus berhati-hati, karena harga masih fluktuatif seiring kebijakan di China.

Adib Ubaidillah, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mengungkapkan, tahun ini PTBA menargetkan produksi mencapai 25,75 juta ton batubara dan tahun depan naik 8,74% menjadi 27 juta ton hingga 28 juta ton batubara.

Dia bilang, jumlah target pertumbuhan harus menyesuaikan target angkutan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) yang juga meningkat. "Tahun depan naik karena kapasitas angkutan kereta api meningkat, kan bottleneck kami ada disana, disamping harga naik memang pasar terbuka untuk PTBA," ujarnya kepada KONTAN, Senin (28/11).


Adapun Eric Rahardja, Direktur Keuangan PT Baramulti Suksessarana Tbk menjelaskan, tahun depan, manajemen perusahaan ini berencana meningkatkan produksi antara 10% hingga 20%. Jika mengacu pada target tahun ini yang mencapai 8,6 juta ton, artinya tahun depan akan ada tambahan 860.000 ton-1,72 juta ton.

Untuk mencapai kinerja yang baik di tahun depan, selain memperkuat infrastruktur, seperti crushing plant 1.000 tph di Tambang Ida Manggala Kalimantan Selatan, conveyor belt, 1 unit macgregor dan 3 unit liebherr crane, perusahan juga akan mencari pasar ekspor baru dan menggenjot penjualan domestik. Salah satu pasar baru yang akan dilirik adalah China.

Pintarso Adijanto, Direktur Utama PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) dengan antengnya harga di level US$ 80-US$ 90 per ton, industri batubara akan cukup stabil. Apalagi perusahaan ini tidak hanya akan mengoptimalkan pasar yang sudah digarap, melainkan menjajaki pasar-pasar baru untuk memperluas pasar saat ini. 

Saat ini, hampir seluruh batubara KKGI dijual ke pasar ekspor, kontribusi penjualan domestik hanya 0.1% dari seluruh penjualan. "Kami tetap meningkatkan produksi, juga akan membuka izin usaha pertambangan di Kalimantan Tengah tambang Loa Haur. Selain itu pasar ekspor ke Jepang," ujarnya.

Dileeep Srivastava, Direktur  dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk, menyatakan, produksi tahun depan ditargetkan akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang akan diupayakan sampai 86 juta ton batubara. Ini seiring peningkatan produksi tambang Katim Prima Coal atawa KPC.

Jurubicara Kementerian ESDM Sujatmiko bilang ,target batubara nasional tahun depan sebesar 413 juta ton dan tahun ini 419 juta ton Hendra Sinadia, Deputi Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), menyatakan, ada beberapa produsen batubara yang akan meningkatkan produksi tahun depan. Tapi tidak semuanya menggenjot produksi secara signifikan. 

Hal ini karena mereka memiliki strategi berbeda-beda. Selain itu juga tergantung kondisi masing-masing tambang. Yang jelas, yang harus diperhatikan produsen batubara saat ini adalah faktor-faktor yang akan mempengaruhi harga pada tahun depan.

Perkembangan harga masih perlu dicermati, karena kemungkinan Pemerintah China akan merevisi kebijakan dalam mengurangi produksi batubara. "Sehingga dapat berpengaruh terhadap harga komoditas di tahun 2017," ujar Hendra, Senin (28/11).

Dia mengungkapkan, kendati saat ini harga batubara berada dalam tren meningkat,  tidak menjadi jaminan peningkatan harga akan terus menguat tahun depan. Adapun  tahun depan produksi masing-masing perusahaan masih dalam pembahasan.

Mengacu pada Rencana Kerja Anggaran Belanja (RKAB) perusahan batubara hingga saat ini memang masih dalam taraf pembahasan dengan pemerintah. Kemungkinan pemerintah masih berpegang dengan target tahun 2016, tapi perlu cek juga ke pemerintah mengenai (angka) pastinya," lanjut Hendra.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini