KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah menjadi tradisi di pasar saham tanah air bahwa transaksi dan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan cenderung sepi selama bulan Ramadan. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, hal yang sama juga bakal terjadi pada Ramadan tahun ini. Terlebih terdapat sentimen-sentimen yang menekan pergerakan bursa dunia termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), seperti ancaman krisis perbankan di Amerika Serikat (AS). “Investor juga masih
wait and see akan kebijakan moneter The Fed,” ujar Heritya kepada Kontan.co.id, Senin (20/3).
Kata Herditya, saat ini terdapat level
support IHSG yang harus diperhatikan, yakni pada level 6.542 dan 6.509. Selama IHSG masih mampu berada di atas area tersebut, maka IHSG berpeluang menguat untuk uji kembali level 6.683-6.731.
Baca Juga: Cek Capaian GTV dan EBITDA Gojek Tokopedia (GOTO) di Kuartal Keempat 2022 Senada, Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai, pelaku pasar kemungkinan masih akan cenderung
wait and see dalam sebulan ke depan, terlebih pada pekan pertama Mei akan dirilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2023. Kata Valdy, terdapat sejumlah sentimen yang membayangi pasar saat ini. Investor masih mengantisipasi hasil Federal Open Market Committee (FOMC) pada 22 Maret 2023. Dalam FOMC tersebut, The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps). “Pelaku pasar juga mencermati pandangan The Fed terdapat arah kebijakan moneter ke depan di tengah perkembangan kondisi sektor keuangan saat ini,’ kata Valdy. Pasar juga masih mengamati apakah dampak penutupan sejumlah bank regional di AS meluas atau bisa terbatas di kawasan (
contained) dengan baik. Pasar juga mencermati potensi penguatan nilai tukar setelah adanya fasilitas pinjaman dari The Fed untuk menjaga likuiditas dari pihak-pihak terdampak penutupan bank regional.
Baca Juga: IHSG Melorot 0,98% Hari Ini (20/3), BBCA, HMSP, INKP Paling Banyak Net Buy Asing Dengan sentimen tersebut, Valdy memproyeksikan IHSG dalam sebulan ke depan akan bergerak dalam kisaran
support pertama di 6.585 dan
support kedua di level 6.500. Sementara level
resistance pertama ada di 6.740 dan
resistance kedua di 6.800. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengamini, secara historis, transaksi pasar saham akan cenderung sepi selama bulan Ramadan, seiring dengan banyaknya hari libur bursa. Di sisi lain, banyaknya hari libur ini berpotensi meningkatkan aktivitas konsumsi dan mobilitas penduduk yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian. Nafan menilai, rencana Bursa Efek Indonesia untuk menormalisasi perdagangan bursa bisa menjadi katalis positif bagi pasar saham. Kembali normalnya perdagangan dan aturan bursa bisa mendongkrak transaksi dan perdagangan bursa. Tingkat likuiditas pasar juga berpotensi naik dengan normalisasi perdagangan bursa ini dan akan bermuara pada naiknya kapitalisasi pasar (market caps). Nafan melihat, normalisasi ini ditujukan dalam rangka menggairahkan kembali pasar modal.
Baca Juga: Mencari Saham Apik Dengan Valuasi Murah di Jajaran Indeks IDX Value 30 “Jadi memang normalisasi bursa adalah sesuatu hal yang ditunggu-tunggu pelaku pasar,” kata Nafan. Hanya saja, Nafan menilai IHSG masih diselimuti sentimen negatif, misal ketatnya likuiditas di negara-negara maju serta kebijakan suku bunga. Menurut Valdy, saham sektor konsumsi (
consumer-related) dan ritel dapat diperhatikan selama ramadan. Hal ini mengingat adanya potensi peningkatan konsumsi selama Bulan Ramadan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri. Saham-saham yang bisa dicermati antara lain, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP), PT Mayora Indah Tbk (
MYOR), PT PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI), PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA), dan PT Jasa Marga Tbk (
JSMR).
Baca Juga: IHSG Diprediksi Positif Pekan Ini, Cek Rekomendasi Saham dari Indo Premier Sekuritas Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati