KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa waktu terakhir, laju saham-saham emiten bank kecil kompak melesat tinggi. Misalnya saja PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT Bank Ganesha Tbk (BGTG). Bahkan, kini ARTO memiliki kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) lebih dari Rp 100 triliun. Market cap tersebut lebih tinggi ketimbang raksasa consumer goods Asia PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang sebesar Rp 54 triliun. Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati menjelaskan, dari segi fundamental memang saham-saham mini masih belum terlalu kuat. Sementara dari segi valuasi, saham ARTO contohnya sudah tergolong mahal dan jauh dari harga wajarnya. Ike bilang, meskipun ekspektasi terhadap ARTO cukup besar, investor perlu lebih realistis dan memperhatikan risiko.
Ramainya investor ritel di balik lonjakan saham-saham bank kecil
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa waktu terakhir, laju saham-saham emiten bank kecil kompak melesat tinggi. Misalnya saja PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT Bank Ganesha Tbk (BGTG). Bahkan, kini ARTO memiliki kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) lebih dari Rp 100 triliun. Market cap tersebut lebih tinggi ketimbang raksasa consumer goods Asia PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang sebesar Rp 54 triliun. Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati menjelaskan, dari segi fundamental memang saham-saham mini masih belum terlalu kuat. Sementara dari segi valuasi, saham ARTO contohnya sudah tergolong mahal dan jauh dari harga wajarnya. Ike bilang, meskipun ekspektasi terhadap ARTO cukup besar, investor perlu lebih realistis dan memperhatikan risiko.